Contents
Secara sederhana, proses penganggaran modal melibatkan penghasilan ide, membuat proposal tentang beberapa proyek potensial dan mengevaluasi proposal. Kemudian, kita berlanjut ke tahap perencanaan anggaran modal untuk proyek dipilih. Setelah proyek terpilih dieksekusi, kita meninjau dan memonitor kinerja.
Meski terlihat sederhana, kompleksitas bisa sangat bervariasi antar proyek. Misalnya, pekerjaan bisa lebih kompleks dalam proyek akuisisi daripada proyek penggantian mesin atau peralatan. Akuisisi mungkin mengharuskan kita lebih banyak berkonsultasi dengan pihak eksternal. Dan mereka masuk menjadi tim untuk mensukseskan akuisisi.
Menghasilkan ide-ide
Menghasilkan ide-ide adalah langkah pertama dalam proses pengangaran modal sebelum kita membuat proposal beberapa alternatif proyek potensial. Salah satu cara untuk menghasilkan ide adalah mengawalinya dengan melihat kembali matriks Ansoff.
Matriks tersebut membantu kita memfokuskan proyek yang potensial kita luncurkan dikaitkan dengan strategi tumbuh perusahaan. Itu memberitahu kita empat pilihan strategis untuk mengembangkan bisnis. Apakah perusahaan berfokus produk yang ada saat ini? Atau apakah perlu mengembangkan produk baru? Apakah perusahaan perlu mengembangkan pasar baru? Atau apakah hanya fokus pada pasar yang ada saat ini?
Setelah memetakan alternatif pilihan, kemudian kita mengembangkan rencana tumbuh, apakah tumbuh secara organik atau tumbuh secara anorganik? Misalnya, apakah kita mengambil proyek penggantian dengan mengganti mesin dan peralatan dengan yang baru? Atau, apakah kita perlu mengakuisisi perusahaan lain? Dibandingkan dengan alternatif pertama, akuisisi dianggap sebagai keputusan penganggaran modal yang paling penting.
Matriks Ansoff menawarkan empat alternatif menumbuhkan bisnis dihubungkan dengan dengan produk dan pasar. Mereka adalah:
- Penetrasi pasar
- Pengembangan pasar
- Pengembangan produk
- Diversifikasi
Penetrasi pasar. Kita fokus pada produk dan pasar yang ada saat ini untuk mengembangkan bisnis. Misalnya, kita mengambil proyek ekspansi dan memperluas saluran distribusi dengan mendirikan kantor cabang di beberapa wilayah. Atau kita membangun saluran online dengan meluncurkan website untuk memfasilitasi pesanan dan transaksi dengan pelanggan.
Atau, kita mungkin mengambil proyek penggantian (replacement projects) untuk meningkatkan penetrasi. Misalnya, kita membeli mesin baru berteknologi lebih canggih untuk mencapai biaya yang lebih rendah. Sehingga, kita bisa menjual produk pada harga lebih murah, potensial untuk menarik lebih banyak permintaan. Jika sukses, penjualan dan pangsa pasar meningkat.
Pengembangan pasar. Kita fokus pada produk yang ada saat ini dan menjualnya ke pasar baru. Misalnya, kita mengambil proyek perluasan dengan membangun fasilitas produksi di luar negeri, misalnya Vietnam dan menjual produknya di sana dan di negara-negara Asia Tenggara. Atau, kita mendirikan anak usaha untuk memasarkan produk di Vietnam dan Asia Tenggara.
Selain alternatif tumbuh secara organik di atas, kita mungkin mengambil strategi tumbuh anorganik. Misalnya, kita mengakuisisi perusahaan yang sudah ada alih-alih mendirikan perusahaan baru.
Pengembangan produk. Kita fokus pada produk baru dan dipasarkan ke pasar saat ini. Misalnya, kita meluncurkan produk baru untuk melengkapi produk yang ada saat ini. Proyek tersebut mungkin membutuhkan investasi di barang modal baru seperti membeli mesin produksi atau mendirikan pabrik baru.
Diversifikasi. Kita mengembangkan bisnis dengan meluncurkan produk baru dan di jual ke pasar baru. Misalnya, kita mengakuisisi perusahaan lain di bisnis yang tidak terkait. Atau, itu dilakukan dengan mendirikan anak usaha. Diversifikasi adalah strategi tumbuh paling berisiko dibandingkan dengan tiga alternatif lainnya. Sehingga, itu membutuhkan penganggaran modal yang lebih berhati-hati.
Menganalisis proposal proyek
Setelah tahap pertama dalam proses penganggaran modal, kita datang dengan beberapa proposal tentang proyek potensial untuk dieksekusi. Mereka mungkin tidak semua layak. Sehingga, kita harus memilih yang paling menguntungan dan signifikan mempengaruhi nilai perusahaan.
Beberapa metode tersedia dalam proses penganggaran modal untuk memilih proyek yang layak. Dua yang utama adalah:
- Net present Value (NPV)
- Internal Rate of Return (IRR)
Metode-metode di atas membutuhkan kita untuk mengumpulkan informasi untuk memperkirakan arus kas proyek seakurat mungkin. Ketidakakuratan perkiraan arus kas bisa menjadi bencana. Proyek modal mengkonsumsi biaya yang signifikan. Sehingga, ketika kita salah mengevaluasi proyek, biaya bisa membengkak.
Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) membutuhkan kita untuk membandingkan arus kas bersih yang masuk di masa depan (future net cash flows) dengan investasi awal. Untuk mendapatkan angka yang komparabel, kita mendiskontokan arus kas masuk masa depan. Sehingga, setiap dolar yang kita dapatkan di masa depan setara dengan dolar yang kita terima hari ini.
Sebagaimana nilai waktu uang jelaskan, satu dolar sekarang lebih berharga daripada satu dolar di masa depan. Itu karena satu dolar hari ini dapat kita investasikan untuk menghasilkan pengembalian. Sehingga, satu dolar sekarang bisa berkali lipat di masa depan.
Kembali lagi ke NPV. Kita menghitung itu dengan mengurangkan total arus kas masuk di masa depan yang terdiskonto dikurangi dengan investasi awal. Secara matematis, rumus NPV adalah sebagai berikut:
CF mewakili arus kas masuk untuk setiap periode ke t, katakanlah satu tahun. Kita mendiskontokan arus kas masuk di masing-masing tahun untuk mendapatan present value mereka. Kemudian, kita menjumlahkan hasilnya untuk mendapatkan total arus kas masuk yang terdiskonto. Setelah selesai, kita menguranginya dengan investasi awal untuk mendapatkan NPV.
Bagaimana mengambil keputusan menggunakan metode NPV dalam proses penganggaran modal?
Proyek layak jika NPV adalah positif (lebih dari nol). Proyek tersebut menghasilkan arus kas masuk masa depan yang lebih besar daripada investasi awal. Semakin besar NPV, semakin menguntungan proyek karena menunjukkan itu menghasilkan arus kas masuk yang lebih besar.
Sebaliknya, jika NPV negatif, proyek tersebut tidak layak. Arus kas masuk yang dihasilkan oleh proyek lebih kecil daripada investasi awal. Dengan kata lain, uang yang dihasilkan dari proyek tidak bisa menutupi uang yang dikeluarkan untuk investasi. Singkat cerita, proyek adalah rugi.
Lantas bagaimana jika NPV sama dengan nol? Tidak ada keputusan yang bisa kita buat. Proyek tersebut mungkin layak dan mungkin tidak. Kita memerlukan pertimbangan lain. Misalnya, kita mungkin tetap melanjutkan proyek meski NPV sama dengan nol karena proyek tersebut menghasilkan manfaat tidak berwujud, misalnya reputasi. Manfaat semacam itu tidak bisa kita monetisasi sehingga tidak bisa kita terjemahkan sebagai arus kas masuk. Mereka hanya mewakili manfaat ekonomi, bukan manfaat moneter.
Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat diskonto di mana NPV sama dengan nol. Jika tingkat diskonto sama dengan IRR, total arus kas masuk masa depan setelah pajak sama dengan investasi awal. Rumus matematis IRR adalah sebagai berikut:
Dari rumus di atas kita lihat, IRR kita gunakan sebagai tingkat diskonto untuk menghitung nilai sekarang arus kas masuk bersih di masa depan untuk setiap periode. Jika kita lihat seksama, IRR dalam perhitungan di atas sama dengan “r” pada perhitungan NPV.
Di NPV, “r” mewakili tingkat pengembalian yang disyaratkan, yakni minimum pengembalian modal yang akan kita toleransi untuk menginvestasikan uang ke proyek. Kita mungkin tidak menginvestasikan uang di proyek jika investasi alternatif bisa menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi.
Misalnya, obligasi menawarkan pengembalian yang lebih tinggi. Sehingga, kita lebih baik menginvestasikan uang di obligasi daripada di proyek. Karena menawarkan pengembalian yang lebih tinggi, kita bisa menghasilkan lebih banyak uang dengan membeli obligasi daripada mengambil proyek.
Kembali lagi ke IRR. Bagaimana mengambil keputusan menggunakan metode IRR dalam proses penganggaran modal?
Kita perlu membandingkan IRR dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan. Jika IRR lebih tinggi, proyek tersebut layak. Tidak ada alternatif lain untuk menghasilkan lebih banyak uang selain proyek tersebut.
Sebaliknya, jika IRR lebih rendah, proyek tidak layak. Seperti dijelaskan sebelumnya, jika proyek menghasilkan pengembalian yang lebih rendah daripada investasi obligasi, untuk apa mengambil proyek?
Kemudian, jika kita mengaitkan IRR dengan NPV, proyek layak jika IRR lebih tinggi daripada tingkat pengembalian yang disyaratkan dan itu adalah ketika NPV positif. Sebaliknya, jika IRR lebih rendah, NPV adalah negatif.
Merencanakan anggaran modal
Setelah mengevaluasi masing-masing proyek, kita melanjutkan ke proses membuat anggaran. Selain arus kas, proyek yang dipilih harus sesuai dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.
Seperti dijelaskan pada langkah pertama, kita menghubungkan alternatif proyek dengan matriks Ansoff, yang mana menjabarkan strategi tumbuh perusahaan dengan produk dan pasar. Sehingga, proposal di tahap evaluasi adalah proyek-proyek potensial dan telah sesuai dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.
Di tahap ini, kita mengembangkkan anggaran terkait, termasuk terkait dengan waktu arus kas keluar dan arus kas masuk. Pemetaaan dan pengalokasian sumber daya juga masuk dalam proses ini. Misalnya, apakah proyek perlu dibiayai dengan sumber internal atau sumber eksternal? Jika dana internal tidak cukup, apakah perusahaan harus menerbitkan surat utang atau saham untuk mengumpulkan modal eksternal? Atau, apakah lebih baik menggunakan fasilitas pinjaman bank yang belum ditarik?
Peninjauan dan pemantauan kinerja
Ini adalah tahap terakhir. Kita membandingkan kinerja aktual dengan yang diperkirakan dalam anggaran. Kita juga memeriksa apakah ada penyimpangan dari yang dianggarkan? Jika ada, kita mencari tahu alasan di balik itu dan mengambil langkah terkait.
Selain itu, kita juga perlu memonitor proyek untuk meningkatkan operasi agar lebih efisien. Joka ada kendala, kita mengambil tindakan yang sesuai untuk membuat proyek lebih efektif dalam menghasilkan arus kas masuk dan menghemat sumber daya.
Bacaan dalam seri ini
- Penganggaran Modal: Pentingnya, Metode Untuk Menilai Kelayakan Proyek
- Apa Saja Proses Penganggaran Modal?
- Apa Saja Jenis Proyek Dalam Penganggaran Modal?