Contents
Apa itu: Sasaran finansial atau sasaran keuangan (financial objective) adalah target atau sesuatu yang kita ingin capai melalui departemen keuangan. Mereka memandu departemen keuangan dan timnya untuk mengambil keputusan dan memfokuskan aktivitas yang relevan untuk mencapai sasaran.
Sasaran finansial bisa terkait dengan pendapatan, biaya, dan keuntungan. Dan dalam lingkup yang lebih luas, mereka mungkin juga terkait dengan pengembalian investasi, struktur modal dan kesehatan keuangan (terkait dengan leverage keuangan).
Apa saja faktor yang menentukan seberapa baik sasaran finansial tercapai?
Seringkali, kinerja bisnis sangat mengekspos kinerja keuangan. Sehingga, seberapa baik sasaran finansial tercapai sangat tergantung pada hasil di departemen lain, utamanya terkait dengan pendapatan dan biaya operasional. Sehingga, departemen ini harus pandai dalam mengatur dan memonitor uang dan mendorong departemen lain untuk mencapai anggaran yang ditetapkan.
Selain faktor internal, pencapaian juga tergantung pada faktor eksternal. Misalnya, kenaikan suku bunga membuat biaya keuangan meningkat. Itu mempengaruhi departemen keuangan dalam mencapai sasaran seperti leverage keuangan dan struktur modal.
Mengapa perusahaan menetapkan sasaran finansial?
Sasaran finansial penting karena beberapa alasan. Pertama, mereka memberi kita fokus pada berapa banyak uang harus kita belanjakan. Perencanaan keuangan yang baik memungkinkan kita memiliki uang yang tersedia untuk memenuhi pembayaran tidak terduga, seperti tagihan. Singkat cerita, sasaran memandu kita merencanakan keuangan dengan baik, baik jangka pendek dan jangka panjang.
Kedua, kesehatan keuangan yang baik mendukung kinerja bisnis. Apa yang dapat dicapai bisnis tergantung pada uang yang tersedia. Misalnya, kita membutuhkan investasi mesin yang baru untuk mendukung penurunan biaya. Tanpa investasi semacam itu, kita menghadapi peningkatan biaya. Dan itu bisa menyebabkan penurunan daya saing karena produk relatif mahal akibat ketidakmampuan kita untuk menurunkan biaya.
Sebaliknya, kesehatan keuangan yang buruk bisa mengganggu kinerja bisnis. Itu biasanya berakar dari perencanaan keuangan yang buruk. Dan itu menjadi lebih buruk ketika kita tidak memiliki sasaran finansial.
Ketiga, metrik keuangan biasanya adalah indikator pertama yang dilihat pemangku kepentingan eksternal ketika memeriksa kinerja perusahaan. Misalnya, investor mempertimbangkan berapa banyak uang yang dihasilkan oleh perusahaan untuk memutuskan apakah membeli saham perusahaan atau tidak. Begitu juga, kreditur melihat kondisi keuangan untuk menentukan kemampuan bayar perusahaan.
Misalnya, investor dan kreditur melihat tren laba bersih dan memeriksa apa yang terjadi dengan pendapatan dan biaya. Kemudian, mereka mengaitkannya dengan kinerja bisnis.
Singkat cerita, mereka memeriksa metrik keuangan terlebih dahulu dan kemudian mengkonfirmasinya dengan melihat metrik kinerja bisnis dan tidak sebaliknya.
Bagaimana sasaran finansial ditetapkan?
Seperti kriteria untuk sasaran di fungsi bisnis lainnya, sasaran keuangan yang baik harus memenuhi kriteria “SMART”:
- Specific
- Measurable
- Achievable
- Relevant
- Time-bound
Specific. Metrik keuangan apa yang akan kita ukur? Apakah biaya, pendapatan, keuntungan, modal? Apa sasaran kita untuk metrik-metrik tersebut? Kita harus mendefinisikannya secara jelas. Sehingga, semua staf mengetahui dan memahami.
Measurable. Sasaran yang terukur memungkinkan kita untuk menilai apakah target telah tercapai atau belum. Tidak seperti fungsi bisnis lainnya, sasaran keuangan biasanya lebih terukur. Kita tidak perlu mengkuantifikasikannya karena departemen keuangan berurusan dengan angka.
Achievable. Sasaran yang baik harus menantang tapi mungkin dicapai menggunakan sumber daya dan kompetensi yang ada. Sasaran terlalu mudah tidak mungkin menghasilkan kinerja terbaik kita. Sebaliknya, jika terlalu sulit, itu menurunkan moral staf.
Relevant. Sasaran harus sesuai dengan konteks. Mereka harus mendukung sasaran bisnis dan sasaran di fungsi bisnis lainnya. Selain itu, mereka juga relevan dengan bisnis dan lingkungan di mana perusahaan beroperasi.
Misalnya, pertumbuhan double digit dalam pendapatan adalah sasaran tidak relevan selama resesi. Mungkin yang lebih tepat adalah mempertahankan pendapatan sambil mengambil langkah penurunan biaya.
Berbatas waktu (time-bound). Sasaran keuangan biasanya berhubungan dengan pelaporan keuangan, misalnya kuartal atau tahunan. Tapi, kita mungkin juga menetapkan untuk horizon yang lebih lama, seperti tiga atau lima tahun. Batas waktu memberikan kita rasa urgensi. Itu juga mendorong kita mengambil langkah korektif untuk memperbaiki kinerja sebelum batas waktu.
Apa saja contoh tujuan keuangan?
Bisnis hadir untuk menghasilkan keuntungan dengan menawarkan produk kepada konsumen. Mereka berusaha untuk memaksimalkan keuntungan. Sehingga, keuntungan bisa jadi sasaran keuangan yang utama.
Kemudian, kita mungkin memecah sasaran keuntungan menjadi lebih kecil, yakni sasaran pendapatan dan sasaran biaya.
Umumnya, keuntungan identik dengan uang yang dihasilkan perusahaan setelah membayar semua biaya. Dalam kasus ini, kita mengidentikkan keuntungan sebagai kas yang dihasilkan.
Tapi, dalam pelaporan keuangan akrual, kas tidak sama dengan keuntungan. Karena alasan ini, perusahaan mungkin lebih fokus pada sasaran arus kas daripada sasaran keuntungan.
Selain sasaran-sasaran tersebut, contoh sasaran keuangan lain adalah:
- Pengembalian investasi
- Leverage keuangan
- Struktur modal
Sasaran pendapatan
Sasaran pendapatan berarti terkait dengan berapa banyak uang yang dihasilkan dari menjual produk. Contoh sasaran pendapatan mencakup:
- Pertumbuhan pendapatan
- Maksimalisasi pendapatan
Pertumbuhan pendapatan biasanya diukur sebagai persentase. Misalnya, kita bertujuan menumbuhkan pendapatan 10% di tahun depan.
Atau, itu juga bisa merujuk pada sasaran nominal, meski tidak lazim. Misalnya, kita bertujuan untuk meningkatkan pendapatan sebesar $1 juta.
Maksimalisasi pendapatan. Total pendapatan adalah dimaksimalkan ketika pendapatan marginal sama dengan nol. Untuk memaksimalkan pendapatan, perusahaan biasanya mempertimbangkan strategi yang diadopsi.
Misalnya, jika mengadopsi kepemimpinan biaya, kita mungkin mengenakan harga yang cukup rendah untuk menarik konsumen membeli lebih banyak. Sehingga, volume penjualan meningkat dan kita bisa memaksimalkan pendapatan.
Atau, jika kita mengadopsi strategi diferensiasi, kita mengenakan harga cukup tinggi tanpa merusak penjualan yang ada. Sehingga, meski volume penjualan tetap, namun harga yang lebih mahal memungkinkan kita memperoleh margin per unit yang lebih tinggi. Itu juga memungkinkan kita memaksimalkan pendapatan.
Sasaran biaya
Sasaran biaya mengharuskan kita untuk meminimalkan biaya tanpa menurunkan kualitas produk atau layanan. Dan mereka tidak mengganggu operasi.
Mengapa sasaran biaya penting? Pertama, keuntungan meningkat ketika biaya turun. Sehingga, meski pendapatan tidak berubah, kita bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan (uang) karena membayar lebih sedikit untuk biaya.
Kedua, biaya yang lebih rendah mendukung strategi bersaing. Itu membuat kita lebih kompetitif. Dengan struktur biaya yang lebih rendah, kita bisa menurunkan harga untuk menarik lebih banyak pelanggan untuk membeli.
Ketiga, meminimalkan biaya biasanya diperlukan ketika masa sulit seperti selama resesi. Perusahaan menghadapi tekanan pada pendapatan karena permintaan jatuh. Untuk mendukung profitabilitas, kita harus bisa lebih berhemat dan menurunkan biaya dengan mengambil langkah-langkah efisiensi.
Bagaimana meminimalkan beban atau biaya? Itu bisa dilakukan dengan berbagai cara:
- Menggunakan bahan baku yang lebih murah
- Mengambil pinjaman yang lebih murah
- Berinvestasi pada mesin yang lebih efisien
- Mengotomasi proses dan aktivitas operasi
- Merekrut pekerja yang lebih produktif
Sasaran profitabilitas
Sasaran profitabilitas mengkombinasikan sasaran pendapatan dan sasaran biaya. Kita mungkin menetapkan sasaran keuntungan sebagai yang pertama. Kemudian, kita memecahnya menjadi sasaran sasaran pendapatan dan sasaran biaya.
Sasaran keuntungan bisa berupa:
- Sasaran nominal. Misalnya, ini terkait dengan metrik laba operasi atau laba bersih.
- Sasaran margin keuntungan. Misalnya, kita menggunakan metrik margin laba bersih atau margin laba operasi.
- Maksimalisasi keuntungan. Ini membutuhkan kita untuk beroperasi di tingkat di mana biaya marginal sama dengan pendapatan marginal.
Sasaran arus kas
Sasaran arus kas berkaitan dengan uang yang masuk dan keluar. Sasaran ini umum untuk usaha kecil. Mereka berusaha untuk meningkatkan arus kas masuk dan meminimakan arus kas keluar sambil mempertahankan bisnis tetap bertahan. Itu bisa dicapai melalui:
- Mengurangi pinjaman
- Meningkatkan penjualan
- Meminimalkan biaya
- Meningkatkan perputaran persediaan
- Mengurangi penjualan kredit
Akuntansi akrual membuat laba tidak sama dengan kas. Sehingga, laba hanya mewakili uang di atas kertas. Sedangkan, kas mewakili uang aktual.
Oleh karena itu, beberapa bisnis besar mungkin lebih fokus pada arus kas daripada laba. Mereka memandang kas lebih penting daripada laba karena menggambarkan uang aktual yang mereka hasilkan dari bisnis mereka.
Sehingga, sebuah perusahaan mungkin miskin keuntugan tapi kaya akan kas. Amazon adalah contoh bagus.
Leverage keuangan yang sehat
Leverage menggambarkan seberapa besar perusahaan tergantung pada utang dalam membiayai operasi dan menghasilkan keuntungan. Leverage yang tinggi menunjukkan ketergantungan utang yang tinggi. Itu bisa membahayakan keamanan dan kesehatan keuangan.
Mengapa leverage berbahaya? Utang merupakan kewajiban. Sehingga, perusahaan harus membayarnya terlepas kondisi keuangan. Bahkan ketika membukukan kerugian, perusahan harus tetap membayar utang.
Kegagalan membayar utang mengarahkan kepada insolvensi. Situasi ini mungkin memaksa kreditur untuk mengajukan pailit ke perusahaan.
Karena alasan tersebut menjaga leverage tetap tetap terkendali menjadi sasaran keuangan yang lain. Leverage yang sehat adalah kunci keamanan finansial jangka panjang.
Dengan leverage yang rendah, perusahaan bisa mengambil pinjaman baru untuk berinvestasi, terutama ketika persaingan mengharuskan perusahaan meningkatkan belanja modal.
Sebaliknya, jika leverage terlalu tinggi, perusahaan sulit untuk mengumpulkan modal utang. Jika mereka bisa melakukannya, mereka harus membayar bunga lebih tinggi karena kreditur meminta premi yang lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko yang lebih tinggi. Dan bunga tinggi semakin memperburuk kesehatan keuangan perusahaan.
Pengembalian investasi
Pemangku kepentingan eksternal seperti pemegang saham dan investor menggunakan pengembalian investasi yang diinvestasikan (ROIC) sebagai metrik untuk menilai kinerja bisnis. Mereka membandingkan ROIC sebuah perusahaan dengan pesaingnya untuk menilai seberapa baik perusahaan berkinerja.
Jika ROIC perusahaan tersebut lebih tinggi daripada pesaing, perusahaan tersebut memiliki keunggulan kompetitif. Jika konsisten mempertahankannya, perusahaan tersebut mencapai keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.
Karena alasan tersebut, ROIC menjadi metrik lain sebagai sasaran keuangan. Mempertahankan ROIC yang lebih tinggi daripada pesaing membuat perusahan lebih mudah berurusan dengan pemangku kepentingan eksternal. Misalnya, ketika menerbitkan saham atau surat utang, permintaan tinggi, memudahkan mereka mereka untuk mengumpulkan dana
Struktur modal yang optimal
Memaksimalkan kekayaan pemegang saham adalah tujuan keuangan yang utama. Itu mengharuskan perusahaan untuk mencapai struktur modal yang optimal. Selain memaksimalkan nilai pasar perusahaan, struktur modal yang optimal juga meminimalkan biaya modalnya.
Apa itu struktur modal. Itu menggambarkan ke kita berapa proporsi utang dan ekuitas dalam modal perusahaan. Perusahaan memerlukan keduanya untuk membiayai bisnis (aset).
Beberapa perusahaan lebih banyak mengandalkan utang. Sementara yang lain mengandalkan ekuitas.
Meski utang memunculkan kewajiban dan mempengaruhi leverage, tapi, biaya utang lebih murah daripada biaya ekuitas. Sehingga, pada tingkat tertentu, perusahaan harus meningkatkan utangnya untuk mencapai struktur modal yang optimal dan mencapai biaya modal yang minimal.