Contents
Apa itu: Bonus adalah kompensasi di luar gaji rutin yang dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan atau manajemen, biasanya setahun sekali. Dalam definisi yang sempit, itu hanya mengacu pada pembayaran tunai. Tapi, dalam definisi luas itu mungkin juga mencakup skema kepemilikan saham seperti employee stock ownership plan (ESOP). Kemudian, dalam beberapa kasus, perusahan mungkin juga menawarkan insentif non-tunai, misalnya hari libur tambahan.
Apa saja jenis bonus?
Jenis bonus bervariasi antara perusahaan dan antar negara. Di Indonesia, misalnya, empat jenis bonus yang umum adalah bonus prestasi, bonus retensi, tantiem, dan tunjangan hari libur. Sementara itu, dalam klasifikasi lainnya, bonus mungkin terbagi menjadi dua: bonus terkait kinerja dan bonus terkait keuntungan.
Bonus pencapaian
Bonus ini juga dinamakan dengan bonus terkait kinerja (performance-related bonus). Perusahaan memberikannya berdasarkan kinerja karyawan. Misalnya, perusahaan anda memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi setiap tahun. Mereka menunjukkan kinerja yang unggul dan mencapai target tahunan yang anda tetapkan. Sehingga, anda memberi mereka bonus sebagai apresiasi atas kinerja mereka.
Bonus berbasis kinerja adalah penting untuk mendorong motivasi karyawan. Mereka menjadi bersemangat untuk mencapai target dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan, berharap mendapatkan bonus di akhir tahun.
Bonus retensi
Bonus retensi mewakili insentif yang diberikan oleh perusahaan untuk mencegah karyawan mengundurkan diri. Itu penting untuk mempertahankan talenta-talenta kunci.
Karyawan kunci berkontribusi penting bagi keunggulan kompetitif perusahaan. Sehingga, ketika mereka mengundurkan diri, operasi dan kinerja perusahan mungkin terganggu. Yang lebih buruk adalah jika mereka pindah ke perusahaan pesaing, memungkinkan melemahkan posisi kompetitif perusahaan.
Insentif semacam itu biasanya ada di perjanjian kontrak kerja. Pengaturan seringkali mengharuskan karyawan untuk tidak meninggalkan perusahaan minimal untuk beberapa waktu sehingga layak untuk menerima bonus.
Tantiem
Tantiem adalah insentif oleh pemegang saham kepada direksi dan komisaris. Itu diambil dari keuntungan yang dibukukan perusahaan dan diberikan berdasarkan kinerja perusahaan.
Misalnya, perusahaan mencapai laba yang lebih tinggi daripada yang ditargetkan. Kemudian, pemegang saham memutuskan untuk memberikan tantiem, yang mana totalnya berdasarkan persentase dari laba yang terealisasi. Masing-masing direksi dan komisaris akan menerima bagian yang berbeda – di mana direktur utama menerima bagian terbesar-, sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
Tunjangan hari raya
Ini adalah insentif ekstra kepada karyawan dan diberikan mendekati hari raya kepada karyawan yang telah bekerja selama jangka waktu tertentu. Di Indonesia, perusahaan memberikannya secara reguler setiap tahun pada saat Idul Fitri dan Natal. Nominal tunjangan sama dengan gaji pokok sebulan.
Profit-sharing bonus
Ini dikenal juga dengan istilah bonus terkait keuntungan. Itu diberikan ketika keuntungan perusahaan sama dengan target atau bahkan melebihi. Tidak seperti bonus terkait kinerja, perusahaan memberikannya kepada seluruh karyawan, tidak hanya kepada mereka yang berkinerja unggul.
Profit-sharing bonus adalah opsional. Sehingga, ketika perusahaan tidak mencapai laba yang ditargetkan, tidak ada bonus.
Kapan perusahaan memberikan bonus?
Bonus adalah opsional. Perusahan mungkin memberikannya dan mungkin tidak. Beberapa perusahan mungkin hanya memberikan bonus terkait kinerja dan tantiem. Sedangkan, yang lainnya mungkin tidak.
Beberapa perusahaan mungkin menyediakan bonus besar bagi seluruh karyawan dalam tahun-tahun yang sangat menguntungkan. Mereka memberikannya untuk mengapresiasi kerja keras dan dedikasi karyawan mereka. Perusahaan membayarkannya di akhir tahun setelah penilaian kinerja tahunan.
Dalam kasus lain, perusahaan hanya memberikan bonus kepada karyawan individu yang berkinerja baik. Perusahan mengapresiasi mereka, berharap mereka dapat mempertahankan kinerja yang unggul. Selain itu, itu menjadi pemotivasi bagi karyawan lain untuk memperbaiki diri dan berkinerja lebih baik di masa mendatang.
Bagaimana bonus ditentukan?
Sebagaimana yang telah dibahas dalam jenis-jenis bonus di atas, kriteria untuk menentukan itu bervariasi. Sekarang, ambil bonus terkait laba sebagai contoh. Perusahaan menentukannya berdasarkan kinerja mereka, biasanya laba akhir tahun sebagai indikator. Ketika laba mencapai atau melebihi target, perusahaan membagikan bonus.
Manajemen mengevaluasi dan menilai kinerja masing-masing karyawan. Setelah selesai, mereka menentukan nominal bonus kepada masing-masing karyawan. Itu biasanya sama dengan beberapa kali lipat dari gaji karyawan, tergantung pada kinerja masing-masing.
Apa saja kelebihan dari bonus?
Faktor pemotivasi. Bonus menjadi salah satu sarana bagi perusahaan untuk mempertahankan kinerja unggul. Kompensasi semacam itu memberi insentif kepada karyawan untuk mendorong kinerja terbaik mereka secara konsisten. Mereka bersemangat, karena selain mendapatkan gaji setiap bulan, mereka juga memperoleh dolar ekstra di akhir tahun.
Mengurangi turnover. Selain memotivasi karyawan, perusahaan memberikan insentif semacam itu untuk mempertahankan karyawan kunci. Itu juga sebagai cara untuk mencegah pesaing membajak karyawan dan karena itu, penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Dengan insentif ekstra selain gaji, mereka merasa diapresiasi oleh perusahaan sehingga enggan pergi.
Menarik karyawan baru berkualitas. Dalam kasus lain, bonus juga menjadi jalan untuk untuk menarik karyawan baru. Sehingga, lebih banyak orang melamar ke perusahaan. Sebagai hasilnya, perusahaan bisa memiliki lebih banyak pilihan untuk merekrut, meningkatkan peluang untuk memilih yang terbaik.
Target yang lebih jelas. Ketika perusahaan menawarkan bonus terkait keuntungan, mereka harus menetapkan berapa keuntungan yang harus dicapai dalam setahun. Itu membutuhkan merereka untuk mengembanggakan arget untuk pendapatan dan biaya.
Sehingga, dengan menetapkan target, perusahan dapat memberikan tujuan dan arah kerja kepada karyawan mereka. Dan, karyawan yang termotivasi dengan tujuan seringkali lebih bersemangat dalam bekerja.
Apa kemungkinan keterbatasan bonus?
Biaya tambahan. Perusahaan mengeluarkan lebih banyak uang bagi karyawan untuk membayar bonus. Jadi, mereka tidak hanya membayar gaji.
Dampak selanjutnya adalah mengurangi modal internal. Perusahaan hanya bisa menyimpan lebih sedikit laba sebagai modal internal, yang mana seringkali penting untuk menumbuhkan bisnis di masa depan.
Kecewa jika tidak mendapat. Ketika perusahaan membayar bonus secara rutin setiap tahun, itu menciptakan “ketergantungan”. Karyawan berharap perusahan selalu memberikannya. Itu mungkin tidak masalah ketika kinerja bisnis bagus.
Namun, seringkali, lingkungan bisnis yang dinamis mengharuskan perusahaan untuk berinvestasi di masa depan. Sehingga, perusahaan harus menyisihkan lebih banyak dolar sebagai modal untuk mendukung pertumbuhan di masa depan, alih-alih dibagikan sebagai bonus.
Dalam kasus lain, ancaman akibat perubahan lingkungan bisnis, seperti persaingan yang lebih ketat, mungkin juga membuat kinerja perusahaan memburuk. Sehingga, perusahan mungkin memutuskan untuk tidak membagikan bonus.
Karena tidak ada bonus, karyawan kecewa. Mereka sudah terbiasa menerimanya secara rutin, tapi, sekarang, tidak lagi menerimanya. Itu akhirnya mengurangi semangat mereka dalam bekerja.
Tidak selalu efektif. Beberapa karyawan mungkin kurang termotivasi dengan bonus. Misalnya, mereka mungkin lebih menginginkan lingkungan kerja yang mendukung untuk memuaskan kebutuhan aktualisasi diri. Mereka membutuhkan otonomi dan fleksibilitas dalam pekerjaan. Sehingga, meskipun mendapat bonus, mereka mungkin tidak bersemangat dalam bekerja karena apa yang mereka inginkan tidak dipenuhi oleh perusahaan.
Ketidakharmonisan. Bonus meningkatkan persaingan antar karyawan. Mereka berusaha untuk mengejar lebih banyak imbalan dengan berkinerja lebih baik daripada rekan kerja mereka. Memang, di satu sisi, itu bisa memacu perbaikan diri dan produktivitas yang lebih tinggi.
Tapi, di sisi lain, persaingan yang tidak sehat bisa merusak hubungan interpersonal. Karyawan saling mementingkan kinerja pribadi dan mungkin sulit untuk berkolaborasi satu sama lain. Sebagai akibatnya, itu merusak kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Tidak adil. Favoritisme dapat merusak hubungan antara atasan dengan bawahan. Misalnya, ketika kurang suka dengan seorang karyawan, manajer mungkin akan subyektif ketika mengevaluasi kinerjanya. Sehingga, dia tidak mendapatkan bonus sesuai dengan yang seharusnya. Sebagai akibatnya, kekecewaan muncul.
Bacaan selanjutnya
- Motivasi Finansial: Mengapa Penting dan Jenisnya
- Upah: Cara kerja dan Jenis
- Upah Berbasis Waktu: Cara Cerja, Kelebihan dan Kekurangan
- Upah Borongan: Cara Cerja, Kelebihan dan Kekurangan
- Bonus: Jenis, Kelebihan, Kekurangan
- Gaji: Faktor Yang Mempengaruhi, Kelebihan, Kekurangan
- Bayaran Berbasis Komisi: Cara Kerja, Kelebihan, Kekurangan
- Bayaran Berbasis Kinerja: Cara Kerja, Pro, Kontra
- Skema Kepemilikan Saham: Pentingnya, Kelebihan dan Kekurangan
- Tunjangan Tambahan: Contoh, Kelebihan, Kekurangan
- Bagi Hasil Sebagai Pemotivasi: Cara Kerja, Kelebihan, Kekurangan