Contents
Apa itu: Skema kepemilikan saham (share-ownership scheme) adalah insentif kepada karyawan dan manajemen dengan memberi mereka hak untuk membeli saham perusahaan tempat mereka bekerja. Itu bisa jadi employee stock ownership plan (ESOP) dan management stock ownership plan (MSOP). Mereka membelinya pada harga tertentu dan pada tanggal tertentu. Skema semacam itu bertujuan untuk memotivasi karyawan dan manajemen untuk berkinerja lebih baik, yang mana pada akhirnya, menaikkan kesejahteraan mereka.
Mengapa skema kepemilikan saham penting?
Skema kepemilikan saham penting untuk memotivasi karyawan dan manajemen dengan mengaitkan langsung kinerja mereka dengan kesejahteraan mereka. Itu menghubungkan antara kinerja mereka, kinerja perusahaan dan harga saham perusahaan.
Di bawah skema ini, karyawan dan manajemen menjadi pemilik saham di perusahaan tempat mereka bekerja. Ketika mereka berkinerja baik, perusahan bisa mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan, mendorong harga sahamnya naik dan akhirnya, meningkatkan kekayaan mereka.
Sehingga, karyawan dan manajemen tidak tidak hanya berkepentingan dengan gaji setiap bulan. Tapi, mereka juga termotivasi untuk meningkatkan harga saham yang mereka miliki. Mereka seharusnya berupaya untuk lebih produktif dan berkinerja lebih baik. Dengan melakukannya, perusahaan bisa tumbuh lebih cepat dan lebih menguntungkan.
Ketika perusahaan tumbuh dan menguntungkan, sahamnya akan menjadi target investor untuk dibeli. Sebagai hasilnya, harganya naik.
Kemudian, karena harga saham perusahaan naik, kekayaaan karyawan dan manajemen juga ikut naik. Jadi, mereka tidak hanya menikmati gaji bulanan. Tapi, mereka juga memiliki lebih banyak kekayaan dari kenaikan harga saham yang mereka pegang.
Bagaimana cara kerja skema kepemilikan saham?
Skema kepemilikan saham mungkin hampir mirip dengan skema bagi hasil. Keduanya bertujuan untuk memotivasi karyawan dengan menghubungkan kinerja mereka dengan insentif yang mereka terima. Keduanya membutuhkan usaha keras mereka untuk mendukung kinerja perusahaan yang lebih baik. Sehingga, pada akhirnya, mereka menikmati jerih payah mereka.
Hanya saja, perbedaanya terletak pada insentif yang digunakan untuk memotivasi karyawan. Skema kepemilikan saham bekerja melalui kepentingan kepemilikan di perusahaan, di mana kekayaan mereka bertambah ketika harga saham perusahaan naik. Sedangkan, skema bagi hasil bekerja melalui laba yang dibukukan, di mana perusahaan akan membagikan sebagian laba sebagai bonus kepada mereka.
Skema kepemilikan saham memberi kesempatan kepada karyawan untuk membeli saham perusahaan. Itu adalah cara untuk memberikan kompensasi dan memotivasi mereka selain gaji dan bonus. Skema ini umum bagi perusahaan publik, yang mana sahamnya tercatat di bursa efek.
Cara kerjanya mungkin berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Tapi, secara umum, perusahaan akan memberi hak ke karyawan untuk membeli saham perusahaan pada harga tertentu selama periode tertentu.
Saham biasanya ditawarkan pada harga diskon, lebih rendah daripada harga masa depan yang diharapkan. Tapi, itu mungkin lebih tinggi daripada harga pasar sekarang. Penawaran harga semacam itu bertujuan untuk memberikan insentif agar bekerja untuk menaikkan harga saham perusahaan di masa mendatang.
Kemudian, karyawan bisa membeli saham perusahaan melalui kontribusi tunai. Atau, itu dengan mendirikan dana perwalian (trust fund).
Misalnya, ketika mendaftar, karyawan yang berkontribusi pada program ini membeli melalui pemotongan gaji. Mereka harus memutuskan berapa persentase gaji yang ingin dipotong. Setelah dana terakumulasi, itu kemudian digunakan untuk membeli saham di perusahaan atas nama mereka.
Apa saja kelebihan skema kepemilikan saham?
Faktor pemotivasi. Karyawan termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Mereka berupaya keras untuk lebih produktif dan berkinerja lebih baik. Sehingga, perusahan terus unggul, tumbuh dan menguntungkan. Sebagai hasilnya, saham yang mereka pegang terus naik harganya dan kekayaan mereka terus bertambah.
Keterlibatan lebih tinggi. Karyawan merasa lebih dekat dengan perusahaan karena mereka memiliki kepentingan kepemilikan. Mereka lebih terlibat dalam bisnis – tidak hanya sebagai pekerja tapi juga pemegang saham, yang mana penting untuk perbaikan terus menerus.
Kompensasi berbasis kinerja. Melalui skema ini, perusahaan berupaya menghubungkan antara produktivitas karyawan dengan kompensasi yang mereka terima. Ketika mereka lebih produktif, mereka bisa mendapatkan kompensasi yang lebih tinggi. Itu tidak seperti gaji, yang mana mereka tetap memperoleh nominal yang tetap terlepas apakah mereka produktif atau tidak.
Mengurangi turnover. Skema ini bisa menjadi alat untuk meningkatkan retensi karyawan. Mereka yang berpartisipasi dalam program ini akan tertarik untuk tinggal lebih lama di perusahan untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi atas saham yang mereka pegang.
Alternatif gaji. Perusahaan baru bisa menggunakan program kepemilikan saham sebagai alternatif untuk menggaji karyawan mereka. Mereka menggantikan sebagian gaji dengan kepentingan kepemilikan. Sehingga, lebih banyak keuntungan dan modal tersedia untuk mendukung pertumbuhan di masa depan.
Mengurangi konflik kepentingan. Karyawan berkepentingan untuk mendapatkan kompensasi yang tinggi. Sebaliknya, pemegang saham berkepentingan untuk mendapatkan dividen yang besar. Ketika lebih banyak kompensasi kepada karyawan, lebih sedikit laba tersedia untuk membagikan dividen ke pemegang saham.
Dan, skema kepemilikan saham bisa menjadi alternatif untuk mengkompromikan dua kepentingan yang saling berkebalikan tersebut. Perusahaan bisa memberi lebih banyak kompensasi kepada karyawan tanpa harus mengorbankan keuntungan.
Meningkatkan modal kerja. Kompensasi tunai yang lebih rendah bisa mengurangi tekanan pada arus kas. Sehingga, perusahaan memiliki lebih banyak modal kerja yang tersedia – tidak habis untuk gaji – untuk menopang operasi bisnis.
Investasi. Memiliki saham perusahaan memungkinkan karyawan untuk berinvestasi dalam jangka panjang. Kekayaan mereka meningkat seiring perusahaan tumbuh.
Apa saja kekurangan skema kepemilikan saham?
Spekulatif. Harga saham perusahaan mungkin naik karena aktivitas spekulasi. Investor saham mungkin membeli saham untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. Sebagai akibatnya, saham mungkin naik dalam jangka pendek tapi tidak dalam jangka panjang.
Dalam kasus lain, investor mungkin memiliki pilihan yang lebih baik daripada saham perusahaan. Sehingga, meski perusahaan berkinerja baik, itu tidak menarik mereka untuk membeli. Sebagai akibatnya, harga sahamnya sulit untuk naik.
Penurunan kekayaan. Harga saham bisa saja turun. Akibatnya, kekayaan karyawan turun. Itu bisa meningkatkan tekanan psikis dan turnover karyawan, mendemotivasi mereka dan menurunkan kinerja perusahaan.
Ekspektasi finansial yang berlebihan. Karyawan mungkin memiliki ekspektasi yang berlebihan atas saham yang mereka pegang. Sehingga, mereka memangkas gaji secara cukup besar untuk mendapatkan lebih banyak saham, berharap kekayaan mereka segera meningkat.
Itu bisa memunculkan kekecewaan yang akut jika ekspektasi mereka tidak terealisasi. Bagaimanapun, harga saham ditentukan oleh pasar, bukan mereka. Dan, seringkali pasar tidak bekerja sesuai dengan ekspektasi mereka.
Tidak efektif memotivasi. Beberapa karyawan memandang program tersebut tidak memiliki nilai bagi mereka. Meski memiliki saham, mereka tidak dapat mempengaruhi harga saham. Sebaliknya, harga saham yang mereka pegang ditentukan oleh pihak eksternal, yakni investor saham di luar sana.
Biaya administrasi. Menjalankan program ini melibatkan proses yang kompleks dan memakan biaya. Itu tidak hanya mengkonsumsi biaya untuk menyusun dan mendapatkan persetujuan skema saham. Tapi, itu juga mengkonsumsi biaya untuk mengelola program. Biaya semacam jauh lebih tinggi daripada biaya yang terlibat dalam penghargaan finansial lainnya seperti bagi hasil dan bonus berbasis kinerja.
Bacaan selanjutnya
- Motivasi Finansial: Mengapa Penting dan Jenisnya
- Upah: Cara kerja dan Jenis
- Upah Berbasis Waktu: Cara Cerja, Kelebihan dan Kekurangan
- Upah Borongan: Cara Cerja, Kelebihan dan Kekurangan
- Bonus: Jenis, Kelebihan, Kekurangan
- Gaji: Faktor Yang Mempengaruhi, Kelebihan, Kekurangan
- Bayaran Berbasis Komisi: Cara Kerja, Kelebihan, Kekurangan
- Bayaran Berbasis Kinerja: Cara Kerja, Pro, Kontra
- Skema Kepemilikan Saham: Pentingnya, Kelebihan dan Kekurangan
- Tunjangan Tambahan: Contoh, Kelebihan, Kekurangan
- Bagi Hasil Sebagai Pemotivasi: Cara Kerja, Kelebihan, Kekurangan