Contents
Apa itu: Guncangan permintaan (demand shocks) adalah gangguan tak terduga terhadap permintaan barang dan jasa. Ini bisa berupa gangguan positif atau negatif. Gangguan positif meningkatkan permintaan agregat dan melonjakkan inflasi, membuat ekonomi terlalu panas. Gangguan negatif mengurangi permintaan agregat, menyebabkan perekonomian mengalami resesi dan deflasi.
Bagaimana guncangan permintaan mempengaruhi ekonomi?
Kejutan menyebabkan peningkatan atau penurunan permintaan barang atau jasa. Program stimulus pemerintah, tingkat kepercayaan konsumen yang tinggi, kredit mudah, ekspansi ekonomi di mitra dagang utama adalah diantara contoh penyebabknya. Semuanya berkontribusi untuk meningkatkan permintaan agregat.
Sebaliknya, kenaikan tinggi dalam tarif pajak, kredit ketat, resesi di negara-negara mitra dagang dapat menyebabkan guncangan permintaan negatif. Itu berpotensi menggerus permintaan agregat secara besar.
Permintaan agregat melonjak
Kepercayaan konsumen yang tinggi mendorong rumah tangga untuk membeli lebih banyak produk dan layanan. Akibatnya, harga produk dan jasa melonjak, mendorong inflasi naik.
Ketika inflasi tinggi, itu memerlukan kebijakan ekonomi kontraktif. Kenaikan harga yang tajam menggerus daya beli uang. Jika tidak ditangani, hal itu dapat menyebabkan ketidakpercayaan terhadap mata uang domestik, seperti pada periode hiperinflasi.
Bank sentral dapat memperketat kebijakan moneternya. Mereka dapat melakukan ini dengan menaikkan suku bunga kebijakan, menaikkan rasio cadangan wajib atau operasi pasar terbuka dengan menjual surat berharga pemerintah.
Di sisi lain, pemerintah juga dapat memperketat kebijakan fiskal. Pemerintah dapat memilih untuk menaikkan pajak atau mengurangi pengeluaran.
Kedua kebijakan bertujuan untuk mengurangi tingkat permintaan barang dan jasa. Ketika suku bunga naik, misalnya, biaya pinjaman menjadi lebih mahal – mengurangi minat rumah tangga untuk membeli produk, terutama barang yang dibeli dengan kredit seperti mobil.
Demikian juga, ketika pajak naik, pendapatan disposabel rumah tangga berkurang. Mereka harus membayar pajak lebih besar, mengurangi jumlah yang dihabiskan untuk konsumsi barang dan jasa.
Saat permintaan agregat jatuh
Efek mengejutkan seperti resesi ekonomi global dapat menurunkan permintaan agregat. Akibatnya, ekonomi beroperasi jauh di bawah level potensinya dan dapat menyebabkan resesi di dalam negeri.
Untuk mengatasi situasi itu, pemerintah mengadopsi kebijakan ekspansioner, baik fiskal maupun moneter. Beberapa opsi adalah:
- Menurunkan suku bunga kebijakan
- Menurunkan rasio cadangan wajib
- Menggelar operasi pasar dengan membeli surat berharga pemerintah
- Meningkatkan pengeluaran pemerintah
- Mengurangi tarif pajak
Semua opsi tersebut berupaya mendorong permintaan agregat. Ketika permintaan agregat meningkat, bisnis akan merespons dengan meningkatkan produksi. Mereka kemudian memesan barang modal dan merekrut pekerja baru ketika pertumbuhan telah menguat. Sebagai hasilnya, PDB riil tumbuh lebih kuat dan pengangguran turun.
Bacaan selanjutnya
- Bagaimana Kebijakan Fiskal Mempengaruhi Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Bagaimana Kekayaan Rumah Tangga Mempengaruhi Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Bagaimana Nilai Tukar Mempengaruhi Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Cara Kebijakan Moneter Mempengaruhi Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Guncangan Permintaan: Definisi dan Penjelasan Singkat
- Kepercayaan Bisnis: Pengaruhnya Terhadap Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Kepercayaan Konsumen: Efeknya Terhadap Permintaan Agregat dan Perekonomian
- Kurva Permintaan Agregat: Concept, Alasan Miring ke Bawah, dan Faktor yang Mempengaruhi
- Permintaan Agregat: Definisi, Alasan Miring, Determinan
- Utilisasi Kapasitas: Hubungannya Dengan Profitabilitas, Permintaan Agregat dan Ekonomi
- Guncangan Penawaran: Contoh, Sebab, Dampak
- Guncangan Ekonomi: Jenis, Penyebab, Dampak
- Guncangan Ekonomi Yang Merugikan: Contoh, Dampak, Solusi
- Ekuilibrium Makroekonomi: Konsep, Jangka Pendek dan Jangka Panjang
- Penawaran Agregat: Definisi, Faktor Penentu