Contents
Apa itu: ketimpangan ekonomi (economic inequality) adalah ketidakmerataan distribusi pendapatan dan peluang ekonomi antara berbagai kelompok di dalam masyarakat. Ketimpangan adalah masalah universal. Anda dapat melihat, itu terjadi di semua negara.
Tingkat pengangguran yang akut dan rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan membuat orang memiliki sedikit kesempatan untuk naik tangga sosial. Akhirnya, mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan “mewariskannya” ke generasi berikutnya.
Tapi, terlahir dari keluarga miskin, tidak otomatis membuat orang tetap miskin. Mereka dapat mengatasinya, baik dengan tekad kuat atau dengan bantuan eksternal.
Program-program kesejahteraan pemerintah adalah salah satu solusi. Perbaikan akses pendidikan, keterampilan, dan pelatihan adalah diantara cara mengatasinya.
Mengukur ketimpangan ekonomi
Ketimpangan ekonomi terkait erat dengan kesenjangan dalam kekayaan dan pendapatan di dalam perekonomian. Mereka yang kaya menjadi semakin kaya dan menguasai perekonomian. Sedangkan, orang miskin harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan esensial mereka.
Seringkali, akses ekonomi lebih mementingkan orang kaya daripada orang miskin. Itu pada akhirnya membuat ketimpangan menjadi semakin akut.
Pemerintah seringkali menggunakan beberapa metrik untuk mengukur ketimpangan ekonomi. Rasio Gini (atau indeks Gini) yang paling banyak digunakan. Selain itu, ada Inequality-adjusted Human Development Index (IHDI), yang mana mengukur pembangunan ekonomi dengan mempertimbangkan distribusinya diantara masyarakat.
Koefisien Gini
Koefisien Gini membandingkan dua area Kurva Lorenz, yang mana menghubungkan populasi dengan penguasaan pendapatan (kekayaan) diantara masyarakat.
Kurva Lorenz menyatakan bahwa ketika pendapatan orang meningkat, bagian relatif dari kekayaan mereka meningkat secara tidak proporsional. Oleh karena itu, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh 10% orang terkaya akan jauh lebih besar daripada kekayaan yang dimiliki oleh 10% terbawah. Berikut adalah contoh kurva Lorenz:
Secara matematis, rumus indeks Gini adalah dengan membandingkan antara luas area A dengan luas area segitiga.
Indeks Gini = Area A / (Area A + Area B)
Indeks Gini berkisar antara 0 hingga 1 (100%). Indeks gini 0 menunjukkan kesetaraan sempurna. Semakin tinggi indeks, semakin tinggi ketimpangan ekonomi. Nilai 100% menunjukkan ketimpangan sempurna dan memberitahu anda satu orang menguasai semua pendapatan atau kekayaan di dalam perekonomian.
Penyebab ketimpangan ekonomi
Faktor penyebab ketimpangan ekonomi beragam antar negara. Berikut adalah beberapa alasannya:
Tingkat pengangguran tinggi. Itu menunjukkan ke anda banyak orang tidak memperoleh pekerjaan dan pendapatan. Peningkatan tingkat pengangguran memperlemah permintaan terhadap barang dan jasa. Itu mengakibatkan aktivitas produksi lesu. Bisnis mengurangi pekerja. Itu mengarah pada lebih banyak pengangguran dan semakin sedikit pendapatan bagi rumah tangga.
Kondisi pekerjaan yang buruk. Upah di bawah standar internasional atau nasional masih terjadi. Itu membuat orang tidak bisa memperoleh pendapatan yang layak. Sehingga, mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau mengakses layanan penting seperti pendidikan dan kesehatan.
Pendidikan dan keterampilan rendah. Itu membatasi orang untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih layak. Orang miskin sulit untuk mengakses pendidikan atau pelatihan karena mereka tidak memiliki uang. Jadi, memberikan lebih banyak akses terhadap fasilitas semacam itu adalah salah satu solusi untuk keluar dari kemiskinan.
Diskriminasi ekonomi. Menjadi minoritas atau imigran seringkali membuat orang mendapat perlakuan tidak adil ketika mereka mengejar kesempatan ekonomi atau mengakses layanan penting.
Infrastruktur yang buruk. Orang yang tinggal di daerah terpencil sulit untuk mengakses barang esensial dari daerah lain. Selain itu, buruknya infrastruktur meningkatkan biaya logistik dan harga barang, membuat daya beli orang miskin semakin jatuh. Orang juga tidak mudah berpindah ke wilayah lain untuk mengejar kesempatan ekonomi yang lebih baik.
Ukuran keluarga. Lebih banyak anggota keluarga, lebih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Jika hanya mengandalkan kepala keluarga untuk mencari nafkah, pendapatan seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Konsentrasi kekayaan. Orang kaya memiliki sumber daya yang lebih baik daripada orang miskin. Mereka menguasai sebagian besar dari perekonomian. Jika mereka harus bersaing, sebagaimana pasar bebas anjurkan, orang miskin berada pada posisi yang tidak unggul. Mereka sulit berhadapan dengan orang kaya. Hasilnya, orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin.