Contents
Apa itu: Kurva permintaan(demand curve) adalah adalah representasi grafis dua dimensi untuk menggambarkan hubungan antara kuantitas yang diminta dengan harga. Itu menggunakan harga sebagai sumbu Y dan kuantitas sebagai sumbu X.
Garis kurva menunjukkan kuantitas yang diminta untuk setiap harga yang diberikan. Perubahan harga barang menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta dan bergerak di di sepanjang kurva. Sedangkan, perubahan faktor lainnya menyebabkan perubahan permintaan, di mana kuantitas berubah untuk setiap tingkat harga dan menggeser kurva ke kanan atau ke kiri.
Dalam sebagian besar kasus, kurva berupa garis lurus dengan kemiringan ke bawah (negatif). Itu merepresentasikan hukum permintaan, di mana harga berhubungan terbalik dengan kuantitas, mengasumsikan faktor lain tidak berubah atau ceteris paribus. Tapi, dalam beberapa kasus spesifik, hukum tersebut tidak berlaku.
Apa saja jenis kurva permintaan?
Dalam kebanyakan fenomena ekonomi yang sehari-hari kita, hubungan antara kuantitas yang diminta dengan harga mengikuti hukum permintaan. Ketika harga naik, kuantitas yang diminta turun. Sebaliknya, ketika harga turun, kuantitas yang diminta meningkat.
Tapi, dalam kasus spesifik, hukum tidak berlaku. Mari kita bahas satu per satu.
Kurva permintaan yang miring ke bawah
Kurva permintaan yang miring ke bawah (downward-sloping demand curve) mengikuti hukum permintaan. Itu memiliki kemiringan negatif untuk menunjukkan hubungan terbalik antara harga dengan kuantitas. Hubungan semacam itu berlaku pada sebagian besar barang. Kenaikan harga menyebabkan penurunan kuantitas yang diminta. Sebaliknya, penurunan harga mendorong kuantitas yang diminta naik.
Ketika harga naik, kemampuan beli (pendapatan riil) konsumen turun. Dengan nominal uang yang sama, mereka mendapatkan lebih sedikit barang. Misalnya, mereka memiliki $40. Di harga $4, mereka bisa membeli 10 unit. Tapi jika harganya $8, mereka hanya bisa mendapatkan 5 unit. Selain itu, kenaikan harga mendorong mereka untuk mencari alternatif (barang substitusi) yang lebih murah.
Sebaliknya, ketika harga turun, pendapatan riil konsumen naik. Dengan dolar yang sama dengan sebelumnya, mereka bisa mendapatkan lebih banyak. Misalnya, dengan uang $40, jika harga turun dari 4$ menjadi $2, mereka bisa mendapat 20 unit, lebih banyak daripada sebelumnya (10 unit).
Kemudian, penurunan harga, ceteris paribus, juga mendorong beberapa konsumen beralih dari produk substitusi ke produk tersebut. Harga lebih murah menarik mereka karena bisa mengeluarkan dolar lebih sedikit. Ingat: kita, di sini, mengasumsikan harga produk substitusi tidak berubah.
Sebagai kesimpulan, kenaikan harga mengakibatkan penurunan kuantitas yang diminta. Sebaliknya, penurunan harga mendorong kenaikan kuantitas yang diminta.
Kemudian, ketika harga berubah, kuantitas yang diminta juga berubah. Tapi, itu terjadi di sepanjang kurva permintaan yang sama, misalnya, dari titik A ke titik B di kurva DC1.
Sedangkan, perubahan faktor lainnya mengubah permintan. Kurva bergeser ke kanan atau ke kiri, mengubah kuantitas untuk setiap tingkat harga yang diberikan. Misalnya, ketika harga naik, kurva bergeser ke kanan (dari DC1 ke DC2) di mana kuantitas berubah dari titik A ke titik C.
Kurva permintaan miring ke atas
Kurva permintaan miring ke atas (upward-sloping demand curve) menunjukkan korelasi positif antara harga dengan kuantitas yang diminta. Ketika harga naik, konsumen meminta lebih banyak. Dan, ketika harga turun, konsumen meminta lebih sedikit. Itu menyalahi hukum permintaan.
Dua contoh barang dengan kurva semacam itu adalah barang Veblen dan barang Giffen. Barang Veblen adalah barang mewah di mana kenaikan harga mereka membuat konsumen kaya semakin menyukainya. Harga yang lebih tinggi menyimbolkan status atau prestise yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika harga turun, mereka akan menghindarinya karena bisa merusak citra mereka.
Sementara itu, barang Giffen masuk kategori barang inferior. Tapi, tidak seperti barang inferior lainnya, permintaan terhadap mereka berbanding lurus dengan harga. Ketika harga naik, kuantitas mereka yang diminta naik. Tapi, jika harga mereka turun, konsumen cenderung menghindarinya.
Contoh barang Giffen adalah pakaian bekas. Ketika harga turun, konsumen menganggapnya berkualitas lebih buruk, sehingga tidak bersedia membelinya. Sebaliknya, jika harga naik, mereka membeli lebih banyak.
Hubungan semacam itu terjadi karena efek pendapatan melebihi efek substitusi. Penurunan harga turun justru menghasilkan efek pendapatan negatif. Pendapatan riil konsumen memang naik. Tapi, karena barang Giffen adalah barang inferior, itu menyebabkan permintaan mereka turun.
Sementara itu, efek substitusi adalah positif. Kenaikan harga membuat beberapa konsumen beralih dari produk substitusi ke barang Giffen.
Kemudian, ketika harga naik, efek pendapatan adalah positif. Pendapatan riil turun, mendorong konsumen meminta lebih banyak barang Giffen.
Sementara itu, efek substitusi adalah negatif. Konsumen beralih dari barang Giffen ke substitusi, mengurangi kuantitas yang diminta.
Karena efek pendapatan lebih kuat daripada efek substitusi, kuantitas barang Giffen yang diminta turun ketika harga mereka turun. Sebaliknya, itu meningkat ketika harga naik.
Kurva permintaan tertekuk
Kurva permintaan tertekuk (kinked demand curve) terjadi ketika permintaan sebuah barang memiliki elastisitas yang berbeda. Sehingga, kuantitas yang diminta menanggapi secara berbeda ketika harga naik atau turun. Kurva ini bisa anda temui ketika belajar tentang model oligopoli.
Dalam model sederhana, kurva terdiri dari dua garis lurus. Di satu bagian, permintaan elastis terhadap kenaikan harga. Sehingga, ketika harga naik, kuantitas yang diminta turun pada persentase yang lebih tinggi. Misalnya, jika harga naik 10%, kuantitas turun lebih dari 10%. Sehingga, konsumen sensitif terhadap setiap kenaikan harga.
Di bagian lain, permintaan inelastis terhadap penurunan harga. Ketika harga turun, kuantitas meningkat tapi pada persentase yang lebih rendah. Misalnya, penurunan 10% harga mendorong peningkatan permintaan kurang dari 10%. Dengan kata lain, konsumen kurang responsif dengan penurunan harga.
Bagaimana kita menggambar kurva permintaan dari sebuah fungsi permintaan?
Ekonom memperoleh kurva permintaan berdasarkan fungsi permintaan terbalik. Itu karena kurva menggunakan harga sebagai sumbu Y dan kuantitas sebagai sumbu X. Dengan demikian, slope atau kemiringan kurva bukanlah koefisien harga dalam fungsi permintaan. Alih-alih, itu koefisien kuantitas yang diminta dalam fungsi permintaan terbalik (inverse demand function).
Ambil kurva permintaan linier sederhana sebagai contoh sederhana. Katakanlah, fungsi permintaan untuk sebuah produk adalah sebagai berikut:
- Qd = 24 – 0.5P
Persamaan menunjukkan ke kita kuantitas yang diminta sebagai fungsi dari harga (P). Angka 0.5 bukan koefisien dari kurva permintaan. Melainkan, untuk mendapatkannya, kita harus membalik persamaan di atas untuk mendapatkan fungsi permintaan terbalik.
Dalam fungsi permintaan terbalik, kita mendefinisikan harga sebagai fungsi dari kuantitas yang diminta. Jadi, untuk mendapatkannya, kita harus membalikkan persamaan di atas. Kita memindahkan P ke kiri dan Qd ke sebelah kanan tanda sama dengan, sehingga kita mendapatkan:
- P = 48 – 2Qd
Dari persamaan ini, kemiringan kurva permintaan adalah -2. Tanda negatif menunjukkan hubungan terbalik antara harga dengan kuantitas (kurva memiliki kemiringan ke bawah).
Kita juga dapat menghitung kemiringan dengan membagi perubahan harga dengan perubahan kuantitas (ΔP / ΔQd). Baiklah, untuk perhitungan, mari kita simulasikan menggunakan data untuk menunjukkan apakah nilai kemiringan kurva adalah -2.
Kita membutuhkan angka kuantitas untuk setiap tingkat harga berbeda. Katakanlah, harga produk adalah $6, $12, $18, dan seterusnya. Masukkan harga tersebut ke fungsi permintaan. Sehingga, misalnya, di harga $6 dan $12, kita mendapatkan kuantitas sebesar:
- Qd = 24 – 0,5 * 6 = 21
- Qd = 24 – 0,5 * 12 = 18
Dan tabel berikut menunjukkan ke kita hasil perhitungan pada berbagai tingkat harga yang berbeda.
Qd | P ($) |
21 | 6 |
18 | 12 |
15 | 18 |
12 | 24 |
9 | 30 |
6 | 36 |
3 | 42 |
Kembali ke menghitung slope. Karena itu didefinisikan sebagai ΔP / ΔQd, maka untuk menghitungnya kita membutuhkan dua titik data. Katakanlah, kita menggunakan data untuk harga $6 -$12 dan $30-$36. Kemiringan di dua titik tersebut adalah:
- (12 – 6)/(18 – 21) = -2
- (36 – 30)/(6 – 9) = -2
Kemudian, untuk menggambarkan fungsi di atas ke dalam kurva, kita bisa memplot setiap kombinasi harga dan kuantitas dalam tabel. Setiap kombinasi mewakili satu poin dalam kurva. Kemudian, kita bisa menarik garis lurus untuk menghubungkan poin-poin tersebut. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Mengapa kurva permintaan miring ke bawah?
Kemiringan kurva, salah satunya, bisa dijelaskan melalui utilitas marginal yang berkurang (diminishing marginal utility). Utilitas berarti kepuasan yang kita peroleh dari mengkonsumsi produk. Marginal berarti tambahan atau ekstra. Sehingga, marginal utilitas yang berkurang adalah kepuasan ekstra yang kita peroleh dari mengkonsumsi satu unit lagi, yang mana itu semakin berkurang setiap kali kita menambah konsumsi.
Karena kita mendapatkan kepuasan ekstra yang semakin berkurang, kita bersedia membeli unit berikutnya hanya jika harganya lebih rendah dari unit sebelumnya. Sehingga, setiap unit tambahan berikutnya harus berharga lebih rendah.
Sekarang, ambil perumpamaan sederhana. Anda membeli pizza. Pizza pertama memberikan kepuasan tertinggi karena itu terasa nikmat dan memenuhi rasa lapar anda. Anda memutuskan untuk membeli pizza kedua. Namun, karena anda sedikit kenyang, kenikmatan ekstra pizza kedua tidak setinggi pizza pertama. Begitu seterusnya, setiap kali anda menambah, anda semakin kenyang dan semakin sedikit kepuasan yang anda peroleh.
Karena kepuasan berkurang, anda bersedia membeli pizza kedua jika harganya lebih rendah dari pizza pertama. Jika tidak, pizza pertama mungkin sudah cukup bagi anda. Demikian juga, anda akan membeli pizza ketiga jika harganya lebih rendah dari pizza kedua dan seterusnya.
Dalam hal ini, harga mempengaruhi kesediaan anda untuk membeli pizza. Semakin rendah harga, semakin anda bersedia untuk membeli.
Apa saja faktor penentu permintaan dan implikasinya terhadap kurva permintaan?
Harganya merupakan penentu utama permintaan terhadap sebuah barang. Jika itu berubah, kuantitas yang diminta juga berubah, yang mana bergerak di sepanjang kurva. Itu tidak mengakibatkan kurva bergeser. Itu mengasumsikan faktor lain tidak berubah atau ceteris paribus.
Pada kenyataannya, faktor lain juga mempengaruhi permintaan, tidak hanya harga. Perubahan mereka menyebabkan perubahan permintaan dan menggeser kurva permintaan ke kanan atau ke kiri. Pergeseran mengakibatkan kuantitas yang diminta untuk setiap harga yang diberikan juga akan berubah.
Peningkatan permintaan menggeser kurva ke kanan. Sedangkan, penurunan permintaan menggeser kurva ke kiri. Kurva bergeser ke kanan bisa terjadi karena:
- Pendapatan konsumen meningkat, sehingga lebih banyak dolar bisa dibelanjakan.
- Konsumen lebih berselera atau lebih menyukai produk daripada alternatif.
- Harga barang substitusi meningkat.
- Harga barang komplementer menurun.
- Konsumen mengantisipas harga naik di masa depan, mendorong mereka membeli sekarang.
- Lebih banyak konsumen di pasar yang mana bersedia dan memiliki kemampuan untuk membeli.
Bacaan selanjutnya
- Kurva Permintaan: Jenis, Cara Menggambarnya Dari Fungsi Permintaan
- Alasan Kurva Permintaan Miring Ke Bawah
- Apa perbedaan pergerakan dan pergeseran kurva permintaan?
- Apa itu Hukum Permintaan? Bagaimana Cara Kerjanya?
- Tiga Asumsi yang Mendasari Hukum Permintaan
- Apa Lima Pengecualian Terhadap Hukum Permintaan?
- Apa Perbedaan Antara Perubahan Permintaan dan Perubahan Kuantitas yang Diminta?
- Permintaan Individu: Definisi, Kurvanya, Faktor Penentu
- Permintaan Pasar: Definisi, Cara Menghitung, Penentu
- Apa enam penentu permintaan non-harga? Contoh-contohnya.
- Apa saja jenis-jenis permintaan?
- Permintaan Dalam Ilmu Ekonomi: Arti dan Faktor Penentu