Contents
Apa itu: Pajak (tax) adalah pungutan wajib oleh pemerintah terhadap orang pribadi atau entitas lainnya. Ada banyak variasinya, termasuk pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan pajak keuntungan modal. Itu menjadi sumber utama untuk menutupi belanja pemerintah dalam menyediakan layanan publik. Selain itu, perubahan pajak mempengaruhi aktivitas ekonomi. Pemerintah menggunakannya untuk mempengaruhi permintaan agregat, output, pengangguran dan inflasi.
Mengapa pajak penting?
Sebagian besar pendapatan pemerintah berasal dari pajak. Sedangkan, sumber lainnya berasal dari hibah, fee kompensasi sumber daya alam, dividen badan usaha milik negara, dan penjualan aset.
Pemerintah menggunakan pajak untuk membiayai layanan esensial seperti kesehatan, jaminan sosial, pendidikan, pertahanan, kesehatan dan transportasi. Selain itu, pemerintah juga menggunakannya untuk belanja modal seperti membangun infrastruktur.
Ada beberapa alasan untuk menjustifikasi pungutan pajak dan karena itu, mengapa itu penting. Pertama, pemerintah menggunakannya sebagai alat untuk mempengaruhi aktivitas perekonomian. Perubahan pajak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan inflasi.
Misalnya, pemerintah memangkas tarif pajak untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Tarif yang lebih rendah membuat rumah tangga memiliki lebih banyak dolar untuk dibelanjakan ke barang dan jasa. Begitu juga, bisnis memiliki lebih banyak uang untuk diinvestasikan. Peningkatan konsumsi dan investasi meningkatkan permintaan agregat dan mendorong tingkat harga ke atas.
Diuntungkan dengan permintaan yang menguat dan tingkat harga yang naik, bisnis akan menaikkan produksi untuk meraup lebih banyak keuntungan. Dan mereka merekrut tenaga kerja lebih banyak untuk melakukannya. Sebagai hasilnya, penurunan pajak mendorong perekonomian tumbuh lebih tinggi, menciptakan lebih banyak pekerjaan dan mendorong inflasi naik.
Kedua, pajak membantu untuk mendistribusikan kembali pendapatan dan kekayaan di dalam perekonomian. Misalnya, pemerintah mengalokasikannya untuk belanja sosial atau pembayaran transfer. Pengeluaran semacam itu menopang si miskin untuk tidak jatuh ke dalam kemiskinan yang akut.
Selain itu, belanja pemerintah untuk pendidikan juga penting untuk menciptakan peluang bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk kehidupan yang lebih baik. Dengan akses memadai terhadap pendidikan berkualitas, mereka bisa memperbaiki kehidupan mereka dengan mendapatkan keterampilan dan pekerjaan yang lebih baik.
Ketiga, pajak menjadi sarana untuk melindungi perekonomian dan produsen domestik. Ambil contoh tarif impor. Produsen domestik mungkin berhadapan dengan praktik dumping, di mana produsen luar negeri menjual produk mereka lebih murah di perekonomian domestik daripada di pasar asal mereka. Persaingan tidak sehat tersebut bisa menghancurkan produsen dan industri domestik. Sehingga, dengan menetapkan tarif impor, pemerintah membuat produk yang didumping lebih mahal ketika tiba di pasar domestik.
Keempat, pemerintah bisa menetapkan pajak untuk barang-barang tertentu yang merugikan, seperti alkohol dan tembakau. Atau pemerintah menetapkannya untuk membatasi eksternalitas negatif seperti polusi.
Dalam kasus lain, pemerintah mungkin mengenakan keringanan pajak untuk merangsang eksternalitas positif. Misalnya, pemerintah memberikan insentif semacam itu untuk mendorong bisnis berinvestasi dalam teknologi hijau.
Apa saja jenis dan klasifikasi perpajakan?
Mungkin anda familiar dengan jenis pajak berikut:
- Pajak penghasilan perorangan (personal income tax) dikenakan langsung atas pendapatan yang kita peroleh, mungkin berasal dari upah, gaji, dividen atau investasi.
- Pajak keuntungan perusahaan (corporate income tax) dikenakan atas keuntungan perusahaan, yang mana merupakan pendapatan dikurangi biaya.
- Pajak penjualan (sales tax) dikenakan atas penjualan eceran barang dan jasa.
- Pajak pertambahan nilai (value added tax) dikenakan atas nilai tambah pada setiap tahap rantai pasokan suatu barang atau jasa.
- Pajak gaji (payroll tax) dibayarkan atas upah dan gaji karyawan untuk membiayai program asuransi sosial.
- Pajak cukai (excise tax) dikenakan pada barang dan jasa tertentu seperti alkohol dan tembakau.
- Pajak keuntungan modal (capital gains tax) dikenakan atas penghasilan yang diperoleh dari investasi seperti membeli saham, properti dan obligasi.
- Pajak properti (property tax) dikenakan pada properti tidak bergerak seperti tanah dan bangunan.
- Pajak warisan (inheritance tax) dikenakan pada nilai properti warisan dan dibayar oleh mereka yang mewarisi harta.
- Biaya materai (stamp duty) dibayarkan atas penjualan properti tunggal atau dokumen.
- Pajak karbon (carbon tax) dikenakan kepada penghasil emisi karbon berlebihan.
Bagaimana pajak-pajak diatas dipungut dan bagaimana tarif pajak dikenakan, ada beberapa klasifikasi untuk itu. Beberapa didasarkan pada pendapatan atau kekayaan kita dan kita langsung membayarnya. Yang lain mungkin dikenakan atas barang dan jasa yang kita konsumsi dan kita secara tidak langsung membayarnya, melalui harga pasar yang kita dapatkan.
Pajak langsung dan pajak tidak langsung
Pemerintah memungut pajak langsung atas pendapatan, kekayaan atau keuntungan. Pajak penghasilan pribadi, pajak properti dan pajak keuntungan modal adalah contohnya. Misalnya, ketika mengenakan pajak penghasilan kita, itu didasarkan pada pendapatan kita dalam satu tahun, bisa berasal dari upah, gaji, dividen, bunga, dan penghasilan lain. Dan kita membayarnya langsung ke pemerintah.
Itu berbeda dari pajak tidak langsung, yang mana dikenakan atas suatu transaksi atau pengeluaran atas barang dan jasa sebelum sampai ke tangan konsumen. Pajak pertambahan nilai, pajak penjualan, dan cukai adalah contohnya. Misalnya, pajak pertambahan nilai dipungut pada setiap tahap rantai pasokan, mulai dari proses pembuatan, pendistribusian, dan penjualan. Sehingga, harga yang kita beli sudah memperhitungkan pajak yang dibayarkan di setiap tahap tersebut.
Pajak progresif, regresif dan proporsional
Pajak progresif dikenakan berdasarkan kemampuan membayar wajib pajak. Mereka yang lebih mampu akan membayar tarif yang lebih tinggi daripada yang kurang mampu. Itu bisa didasarkan atas pendapatan, kekayaan, atau laba. Sehingga, ketika kekayaan kita meningkat, kita akan menanggung tarif pajak yang lebih tinggi. Pajak penghasilan dan pajak keuntungan modal adalah contohnya.
Sebaliknya adalah pajak regresif. Tarif pajak menurun ketika jumlah yang dikenakan pajak meningkat. Sehingga, beban pajak menurun seiring dengan pendapatan atau kekayaan.
Sementara itu, pemerintah mengenakan pajak proporsional berdasarkan persentase yang sama. Jadi, wajib pajak berpenghasilan rendah akan membayar tarif yang sama dengan mereka yang berpenghasilan tinggi atau menengah. Pajak penjualan adalah contoh pajak proporsional, yang mana kita harus membayar tarif tetap yang sama terlepas dari pendapatan kita.
Pajak ad valorem dan pajak spesifik
Pajak ad valorem didasarkan pada nilai barang atau jasa. Sehingga, meski tarifnya tetap, nominal yang dibayarkan akan meningkat ketika harganya naik. Misalnya, tarif pajak sebuah barang adalah 10%. Katakanlah, harganya naik dari $100 menjadi $150. Sehingga, pajak yang dipungut naik dari $10 menjadi $15.
Pajak spesifik adalah kebalikan pajak ad valorem. Itu didefinisikan sebagai jumlah tetap untuk setiap unit barang atau jasa. Misalnya, pajak sebuah barang adalah $10 per ton. Sehingga, bahkan ketika harganya naik atau turun, nominal pungutan adalah tetap tidak berubah.
Bagaimana pajak mempengaruhi perekonomian?
Pajak adalah alat fiskal untuk mempengaruhi perekonomian. Perubahannya bisa mempengaruhi indikator makroekonomi seperti permintaan agregat, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan inflasi. Misalnya, ketika ingin meredam inflasi, pemerintah menaikkan pajak. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan fiskal kontraksioner.
Kenaikan pajak menurunkan pendapatan disposabel. Rumah tangga dan bisnis memiliki lebih sedikit dolar untuk dihabiskan pada barang dan jasa, mendorong permintaan agregat menurun. Permintaan yang lebih lemah memicu tekanan ke bawah atas inflasi dalam perekonomian karena harga barang dan jasa turun.
Situasi tersebut kemudian mendorong produsen untuk menurunkan output dan meningkatkan upaya efisiensi. Produsen memangkas produksi mereka untuk menanggapi permintaan yang lebih lemah. Mereka mulai mengurangi investasi barang modal dan mengurangi tenaga kerja. Sebagai hasilnya, kenaikan pajak tidak hanya menurunkan inflasi, tapi juga melemahkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan tingkat pengangguran.
Efek sebaliknya terjadi ketika pemerintah memangkas pajak. Pajak yang lebih rendah mendorong konsumsi dan investasi naik karena rumah tangga dan bisnis memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan. Sebagai hasilnya, permintaan agregat meningkat dan tingkat harga naik.
Kenaikan harga mendorong bisnis untuk meningkatkan output. Mereka melihat peluang bagus untuk meraup lebih banyak keuntungan karena permintaan yang lebih kuat. Mereka mulai berinvestasi di barang modal dan merekrut tenaga kerja untuk menaikkan produksi dan memenuhi peningkatan permintaan. Sebagai hasilnya, pemangkasan pajak merangsang perekonomian untuk tumbuh, menurunkan tingkat pengangguran dan mendorong tekanan ke atas inflasi.
Dampak terhadap bisnis
Ketika pemerintah mengenakan pajak terhadap produsen, itu meningkatkan biaya produksi. Sebagai akibatnya, kurva penawaran bergeser ke kiri, mengakibatkan kuantitas yang lebih sedikit dan harga yang lebih tinggi.
Berhadapan dengan biaya yang lebih tinggi, produsen menaikkan harga jualnya untuk mempertahankan margin keuntungan. Tapi, kenaikan tersebut berakibat pada lebih sedikit barang yang diminta konsumen. Karena permintaan melemah, lebih sedikit insentif bagi produsen untuk mempertahankan tingkat produksi saat ini. Akibatnya, mereka mulai mengurangi produksi, mengurangi output di pasar.
Pemerintah di beberapa negara juga menggunakan instrumen pajak untuk mendorong investasi perusahaan multinasional. Tarif pajak yang lebih rendah menarik mereka untuk berinvestasi seperti mendirikan fasilitas produksi. Investasi semacam itu berkontribusi untuk membangun perekonomian dan menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan di dalam perekonomian
Dampak terhadap rumah tangga
Pajak yang lebih rendah mendorong permintaan konsumen. Rumah tangga harus menyisihkan lebih sedikit dolar untuk membayar pajak. Sebaliknya, lebih banyak dolar tersedia untuk dibelanjakan ke barang dan jasa. Permintaan yang meningkat menggeser kurvanya ke kanan, mendorong produsen untuk meningkatkan output.
Sebaliknya, kenaikan pajak meningkatkan beban. Pendapatan disposabel menurun dan lebih sedikit uang yang dialokasikan untuk belanja barang dan jasa. Akhirnya, permintaan menurun dan kurvanya bergeser ke kiri, kuantitas dan harga di pasar turun. Dihadapkan pada permintaan yang lebih lemah dan penurunan harga, produsen mengurangi output mereka.
Pajak juga mempengaruhi perilaku konsumen. Misalnya, mengenakan pajak pada barang-barang yang merugikan seperti tembakau dan alkohol adalah cara efektif untuk mengurangi permintaan terhadap mereka. Harga mereka menjadi lebih mahal, berharap konsumen enggan membeli.
Kemudian, pemerintah juga bisa menggunakan pajak untuk membantu mendistribusikan kembali pendapatan dan kekayaan di dalam perekonomian kepada warga negara. Misalnya, pemerintah mengenakan pajak progresif dengan membebankan tarif yang lebih tinggi kepada individu yang lebih kaya. Sehingga, mereka yang miskin membayar lebih sedikit dan oleh karena itu, memiliki lebih banyak dolar untuk menopang kehidupan mereka.
Selain itu, pemerintah juga menggunakan pajak untuk mendanai program kesejahteraan dan sosial seperti pendidikan, perawatan kesehatan dan pembayaran transfer. Program tersebut penting untuk memastikan si miskin memiliki peluang untuk mempertahankan kehidupan layak dan mengubah nasib mereka.
Bacaan selanjutnya
- Anggaran Berimbang: Mengapa Penting, Efek Pengganda
- Anggaran Pemerintah: Komponen, Jenis dan Kebijakan Fiskal
- Belanja Modal Pemerintah: Contoh, Mengapa Penting
- Defisit Anggaran Siklikal: Penyebab, Cara Kerja, Dampak
- Defisit Anggaran Struktural: Cara Kerja dan Implikasinya
- Defisit Anggaran: Rumus, Penyebab, dan Akibat
- Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek
- Pajak Bersih Dalam Makroekonomi: Rumus, Efek Terhadap Ekonomi
- Pajak Yang Diinduksi: Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian
- Pajak: Jenis dan Dampaknya Terhadap Perekonomian
- Pembayaran Transfer: Pentingnya, Jenis, dan Kritik
- Pendapatan Pemerintah: Jenis dan Mengapa Penting?
- Pengeluaran Diskresioner Pemerintah: Apa Itu? Apa Saja Contohnya?
- Pengeluaran Lancar Pemerintah: Contoh, Perhitungan dalam PDB
- Pengeluaran Otonom: Rumus, Komponen, Faktor Penentu
- Pengeluaran Pemerintah: Komponen dan Efek Terhadap Perekonomian
- Pengeluaran Terinduksi: Definisi, Contoh, Rumus
- Stabilisator Otomatis: Contoh dan Cara Kerja
- Surplus Anggaran: Alasan Terjadi dan Efeknya
- Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?