Contents
Apa itu: Pendapatan pemerintah (government revenue) adalah uang yang diperoleh oleh pemerintah untuk menyelenggarakan aktivitasnya. Pajak adalah sumber utama. Selain itu, pemerintah juga memperoleh pendapatannya dari sumber non-pajak seperti dari kontribusi badan usaha milik negara dan hasil dari privatisasi.
Tidak seperti bisnis, pemerintah tidak berorientasi pada keuntungan. Sehingga, ketika pendapatan pemerintah melebihi pengeluaran, kita menyebutnya surplus, bukan laba. Sebaliknya, ketika pendapatan kurang dari pengeluaran, kita menyebutnya sebagai defisit, bukan rugi. Pemerintah mengalokasikan pendapatannya untuk pengeluaran seperti operasi pemerintahan, layanan publik, dan belanja infrastruktur.
Ketika pendapatan tidak mencukupi, pemerintah harus berhutang untuk menutupi kekurangan. Biasanya, pemerintah akan menerbitkan surat utang untuk melakukannya. Dalam klasifikasi, surat utang terbagi ke dalam tiga kategori berdasarkan jatuh temponya: bills untuk jangka pendek, notes untuk jangka menengah dan obligasi untuk jangka panjang.
Mengapa pendapatan penting bagi pemerintah?
Pemerintah mengumpulkan pendapatan untuk membiayai pengeluarannya. Itu menjadi penting karena beberapa alasan. Pertama, pemerintah menggunakan pengeluarannya untuk menyediakan layanan publik. Anggaran kesehatan, pendidikan dan infrastruktur vital untuk mendukung tidak hanya aktivitas ekonomi tapi juga kemakmuran. Selain itu, anggaran seperti pertahanan penting untuk menjaga keamanan nasional. Dan pemerintah bisa menyediakan itu semua dengan dibiayai dari pendapatannya.
Kedua, pemerintah menggunakan perubahan anggaran pendapatan untuk mempengaruhi perekonomian, terutama melalui pajak. Misalnya, ketika resesi terjadi, pemerintah memangkas pajak untuk merangsang aktivitas ekonomi. Pajak lebih rendah mendorong konsumsi dan investasi. Sebaliknya, ketika inflasi tinggi, pemerintah menaikkan pajak untuk menghindari perekonomian yang terlalu panas.
Ketiga, pendapatan pemerintah penting untuk memenuhi peran redistributif. Pemerintah mengumpulkan pendapatan dan membagikannya kembali ke masyarakat, misalnya melalui program kesejahteraan. Jika dilakukan dengan benar, itu akan mengurangi ketimpangan, menurunkan kemiskinan, dan mendorong kemakmuran.
Bagaimana pendapatan pemerintah berkaitan dengan aktivitas ekonomi?
Pendapatan pemerintah sangat terkait dengan situasi ekonomi. Misalnya, selama ekspansi, pendapatan pemerintah cenderung meningkat. Itu karena selama periode ini, perekonomian sedang makmur. Bisnis menghadapi prospek keuntungan yang tinggi karena permintaan barang dan jasa kuat. Sementara itu, rumah tangga juga lebih optimis dengan pendapatan dan pekerjaan mereka karena lapangan pekerjaan banyak tersedia. Akhirnya, pemerintah bisa mengumpulkan lebih banyak pendapatan dari sektor bisnis dan rumah tangga.
Sebaliknya, ketika sedang resesi, pendapatan pajak biasanya turun. Prospek pendapatan rumah tangga dan keuntungan bisnis memburuk. Bisnis menghadapi penurunan permintaan terhadap barang dan jasa, menekan kinerja profitabilitas mereka. Sementara itu, rumah tangga menghadapi tekanan pada pendapatan karena pekerjaan mereka hilang. Selama periode ini, tingkat pengangguran tinggi. Sebagai hasilnya, lebih sedikit pajak yang terkumpul.
Alat kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal berkaitan dengan perubahan anggaran pemerintah. Dengan kata lain, kebijakan tersebut menggunakan perubahan dalam belanja dan pendapatan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian. Secara khusus, perubahan pendapatan terkait dengan perubahan pajak.
Pemerintah mengubah pajak untuk tujuan berbeda. Pemerintah menaikkannya untuk mengurangi tekanan inflasi. Sebaliknya, pemerintah menurunkannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selama inflasi tinggi, pemerintah akan menaikkan pajak untuk meredam lajunya sebelum membahayakan perekonomian. Kita menyebut kebijakan ini sebagai kebijakan kontraksioner.
Kenaikan pajak mengurangi laju peningkatan permintaan agregat. Pajak yang lebih tinggi membuat lebih sedikit uang yang tersisa untuk konsumsi rumah tangga atau investasi bisnis. Akibatnya, permintaan terhadap barang dan jasa melemah. Dan itu menekan ke bawah tingkat harga.
Tapi, kebijakan kontraksioner bisa melemahkan aktivitas ekonomi. Karena permintaan barang dan jasa melemah, bisnis mengurangi produksinya. Selain itu, mereka mungkin mengurangi beberapa karyawan. Sebagai hasilnya, pertumbuhan ekonomi melemah dan tingkat pengangguran meningkat akibat kenaikan pajak. Kemudian, jika kebijakan terlalu agresif, itu bisa mengarahkan perekonomian ke kontraksi.
Kebijakan sebaliknya adalah kebijakan fiskal ekspansioner. Pemerintah menjalankan kebijakan ini perekonomian sedang lemah atau resesi. Untuk merangsang aktivitas ekonomi, pemerintah menurunkan pajak, berharap mendorong permintaan agregat dan merangsang aktivitas produksi.
Pajak yang lebih rendah membuat rumah tangga dan bisnis memiliki lebih banyak uang untuk konsumsi dan investasi. Sehingga, permintaan mereka terhadap barang dan jasa meningkat. Itu akan merangsang peningkatan produksi di dalam perekonomian.
Menghadapi permintaan yang lebih kuat, bisnis meningkatkan outputnya. Pada awalnya, mereka memaksimalkan kapasitas produksi dan tenaga kerja yang ada. Dan peningkatan lebih lanjut dalam permintaan akan mendorong mereka untuk mulai berinvestasi dalam barang modal untuk meningkatkan produksi. Selain itu, mereka juga merekrut lebih banyak tenaga kerja. Sebagai hasilnya, tingkat pengangguran menurun. Dan rumah tangga menghadapi prospek pekerjaan dan pendapatan yang membaik, mendorong mereka meningkatkan konsumsi.
Anggaran pemerintah
Pemerintah menjalankan tiga skenario berikut dalam anggarannya:
- Defisit fiskal. Pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Sebagai konsekuensinya, pemerintah perlu meminjam untuk menutupi kekurangan. Dan kita bisa katakan, utang pemerintah saat ini merupakan defisit anggaran yang terakumulasi dari waktu ke waktu dikurangi dengan yang jatuh tempo atau ditebus.
- Fiskal berimbang. Pengeluaran sama dengan pendapatan. Tidak ada keperluan pemerintah untuk berhutang. Skenario ini mungkin jarang diadopsi di dunia nyata.
- Surplus fiskal. Pendapatan pemerintah melebihi pengeluarannya. Pemerintah mungkin menggunakan surplus tersebut untuk melunasi utang yang jatuh tempo atau menarik utang lebih awal. Atau pemerintah menggunakannya sebagai investasi, misalnya dikelola melalui sovereign wealth funds (SWFs).
Skenario di atas biasanya terkait dengan kondisi perekonomian dan stance kebijakan pemerintah. Misalnya, selama resesi, pemerintah berniat untuk menjalankan defisit anggaran untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Pemerintah meningkatkan anggarannya dan menurunkan pajak untuk meningkatkan permintaan agregat dan mengeluarkan perekonomian dari resesi.
Sementara itu, selama ekspansi, anggaran pemerintah mungkin mengarah pada surplus. Di satu sisi, perekonomian yang makmur membuat pemerintah bisa mengumpulkan lebih banyak pajak dan pendapatan lainnya. Di sisi lain, item-item pengeluaran tertentu seperti tunjangan pengangguran berkurang karena tingkat pengangguran lebih rendah dan masyarakat lebih makmur.
Darimana pendapatan pemerintah berasal?
Pemerintah memperoleh pendapatan dari berbagai sumber. Pajak biasanya menjadi sumber utama. Tapi, pajak mana yang berkontribusi besar bisa bervariasi antar negara atau antar waktu.
Pemerintah memungut berbagai pajak, termasuk:
- Pajak penghasilan
- Pajak keuntungan perusahaan
- Pajak keuntungan modal
- Pajak properti
- Pajak warisan
- Pajak hadiah
- Pajak pertambahan nilai
- Pajak penjualan
- Cukai
- Bea
Kemudian, selain pajak, sumber pendapatan pemerintah juga berasal dari penjualan aset atau privatisasi, bantuan luar negeri, dan dividen dari perusahaan milik pemerintah. Sumber lainnya adalah pendapatan dari dana investasi seperti dari sovereign wealth funds (SWFs); konsesi dan royalti untuk kontrak ekstraksi sumber daya; biaya untuk layanan dan fasilitas publik; denda dan aset yang disita.
Untuk apa pendapatan tersebut digunakan pemerintah?
Secara sederhana, pemerintah menggunakan pendapatannya untuk membiayai pengeluarannya seperti pengeluaran modal, belanja rutin dan pembayaran transfer. Anggaran untuk infrastruktur adalah contoh untuk pengeluaran modal. Pemerintah menghabiskan dana untuk membangun bandara, jalan, jalur kereta api dan pelabuhan. Mereka semua adalah belanja produktif karena menghasilkan manfaat jangka panjang. Selain itu, dalam jangka pendek, pengeluaran semacam itu berkontribusi untuk menciptakan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat.
Sementara itu, pengeluaran rutin mencakup belanja lancar pemerintah. Itu termasuk belanja gaji dan belanja untuk membeli barang dan jasa untuk kegiatan operasional atau untuk layanan publik.
Terakhir, pembayaran transfer mencakup pengeluaran pemerintah tanpa melibatkan pertukaran barang dan jasa secara langsung sebagai kompensasi. Contohnya adalah pengeluaran untuk tunjangan pengangguran, hibah siswa, pembayaran pensiunan, dan jaminan sosial.
Bacaan selanjutnya
- Anggaran Berimbang: Mengapa Penting, Efek Pengganda
- Anggaran Pemerintah: Komponen, Jenis dan Kebijakan Fiskal
- Belanja Modal Pemerintah: Contoh, Mengapa Penting
- Defisit Anggaran Siklikal: Penyebab, Cara Kerja, Dampak
- Defisit Anggaran Struktural: Cara Kerja dan Implikasinya
- Defisit Anggaran: Rumus, Penyebab, dan Akibat
- Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek
- Pajak Bersih Dalam Makroekonomi: Rumus, Efek Terhadap Ekonomi
- Pajak Yang Diinduksi: Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian
- Pajak: Jenis dan Dampaknya Terhadap Perekonomian
- Pembayaran Transfer: Pentingnya, Jenis, dan Kritik
- Pendapatan Pemerintah: Jenis dan Mengapa Penting?
- Pengeluaran Diskresioner Pemerintah: Apa Itu? Apa Saja Contohnya?
- Pengeluaran Lancar Pemerintah: Contoh, Perhitungan dalam PDB
- Pengeluaran Otonom: Rumus, Komponen, Faktor Penentu
- Pengeluaran Pemerintah: Komponen dan Efek Terhadap Perekonomian
- Pengeluaran Terinduksi: Definisi, Contoh, Rumus
- Stabilisator Otomatis: Contoh dan Cara Kerja
- Surplus Anggaran: Alasan Terjadi dan Efeknya
- Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?