Contents
Pengeluaran agregat (aggregate expenditures) adalah jumlah pengeluaran untuk barang dan jasa dalam sebuah perekonomian. Itu mencakup pengeluaran konsumsi, pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah, dan pembelian oleh orang asing.
Biasanya, konsumsi mencakup sebagian besar pengeluaran agregat. Di Indonesia, kontribusinya mencapai 64-65% dari total produk domestik bruto (PDB). Sehingga, itu menjadi kekuatan pendorong untuk menstimulus ekonomi.
Ingat, dalam perekonomian tertutup, tidak ada perdagangan internasional. Jadi, transaksi orang asing (impor-ekspor) tidak ada. Itu hanya ada dalam perekonomian terbuka.
Pendapatan agregat sama dengan pengeluaran agregat dan output agregat
Pengeluaran agregat adalah salah satu pendekatan untuk menghitung PDB. Lainnya adalah output agregat dan pendapatan agregat. Ketiganya harus menghasilkan angka yang sama karena mewakili tiga pendekatan untuk mengukur metrik yang sama.
Mengapa demikian?
Saya akan mengambil contoh sederhana. Katakanlah, hanya ada bisnis sebagai produsen dan rumah tangga sebagai pemasok tenaga kerja dan kewirausahaan (pengusaha). Tidak ada modal dan modal ditahan yang terlibat.
Bisnis memproduksi output senilai Rp100. Mereka menjualnya ke rumah tangga dan memperoleh pendapatan Rp100.
Tapi, tidak semua pendapatan tersebut menjadi laba. Mereka harus menggunakan pendapatan itu untuk membayar upah (katakanlah Rp40). Sisanya, laba, masuk kantong pemilik (Rp60). Rumah tangga dan pemilik menggunakan uang untuk membeli barang dan jasa.
Karena itu, total output (Rp100) = total pengeluaran (pekerja sebesar Rp40 + pengusaha sebesar Rp60) = total pendapatan (upah sebesar Rp40 + laba sebesar Rp60).
Model, komponen dan faktor yang mempengaruhi pengeluaran agregat
Ekonom menggunakan rumus berikut untuk menghitung pengeluaran agregat (AE).
AE = C + I + G + (X – M)
Dimana:
- C = Konsumsi rumah tangga
- I = Investasi domestik swasta bruto
- G = Pengeluaran pemerintah
- E = Ekspor (mewakili pengeluaran orang asing untuk barang dan jasa dalam negeri)
- M = Impor (mewakili pengeluaran domestik untuk barang dan jasa asing)
Mari kita bahas masing-masing komponen dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Konsumsi rumah tangga
Konsumsi mewakili pengeluaran rumah tangga untuk barang dan jasa. Item barang terdiri dari barang tahan lama dan tidak tahan lama.
Ekonom menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga adalah fungsi dari pendapatan. Pendapatan adalah penentu utama konsumsi. Tidak ada konsumsi jika tidak ada pendapatan. Jika pendapatan naik, konsumsi seharusnya naik dan sebaliknya.
Anda harus ingat, pendapatan di sini adalah pendapatan setelah pajak (disposable income). Pajak mengurangi uang yang rumah tangga dapat belanjakan. Pajak yang lebih tinggi berarti lebih sedikit uang untuk konsumsi.
Selanjutnya, seberapa sensitif pendapatan mempengaruhi perilaku konsumsi? itu tergantung pada apa yang kita sebut sebagai marginal propensity to consume (MPC). MPC mengukur tambahan konsumsi ketika pendapatan rumah tangga naik satu rupiah lagi.
Nilai MPC maksimal sama dengan 1.
Jika MPC tinggi (mendekati 1), itu berarti rumah tangga menghabiskan pendapatannya untuk konsumsi. Sisanya mereka tabung. Semakin besar MPC, semakin besar efek pengganda (multiplier effect) pada pengeluaran agregat.
Investasi domestik swasta bruto
Komponen ini mencakup pengeluaran barang dan jasa untuk penggunaan di masa depan. Itu terdiri dari:
- Investasi modal tetap
- Investasi residensial
- Investasi persediaan.
Investasi modal tetap mencakup pembelian barang modal seperti mesin dan peralatan. Investasi residensial merujuk pada pembelian rumah baru oleh rumah tangga dan tuan tanah. Investasi persediaan mengacu pada perubahan inventaris.
Investasi dipengaruhi oleh ekspektasi laba dan biaya pendanaan. Ekspektasi laba tergantung pada prospek permintaan, tercermin dari pertumbuhan PDB riil.
Sementara itu, biaya pendanaan tergantung pada suku bunga riil. Suku bunga riil adalah tingkat bunga nominal setelah disesuaikan dengan tingkat inflasi. Itu mencerminkan uang riil yang bisnis keluarkan untuk membayar bunga.
Pengeluaran pemerintah
Belanja pemerintah terdiri dari pengeluaran pemerintah nasional dan lokal. Contohnya adalah pengeluaran infrastruktur dan pengeluaran rutin seperti gaji pegawai.
Komponen ini mengecualikan pembayaran transfer. Alasannya adalah karena itu tidak melibatkan pertukaran imbalan barang dan jasa.
Tapi anda harus ingat. Pengeluaran rumah tangga yang difasilitasi oleh pembayaran transfer masuk dalam perhitungan PDB.
Ketika ekonomi berkontraksi, pemerintah akan meningkatkan pengeluarannya. Pengeluaran yang lebih tinggi mendorong permintaan barang dan jasa. Itu pada gilirannya akan memacu pertumbuhan ekonomi.
Ekspor neto
Ekspor neto sama dengan ekspor minus impor. Istilah lainnya adalah neraca perdagangan.
Ekspor mewakili konsumsi barang dan jasa domestik oleh orang asing. Impor mewakili konsumsi barang dan jasa luar negeri oleh konsumen domestik.
PDB mengukur jumlah barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu perekonomian. Itulah mengapa dalam formula di atas, impor memiliki tanda negatif.
Menghitung efek pengganda pengeluaran agregat
Konsep pengganda (multiplier) berasal dari Keynes – karena itu disebut juga pengganda Keynesian. Itu berusaha menggambarkan seberapa besar konsumsi dapat mempengaruhi perekonomian.
Rumah tangga membelanjakan pendapatan mereka pada dua pilihan: konsumsi dan tabungan. Begitu juga, ketika pendapatan mereka bertambah, mereka akan menggunakannya untuk konsumsi dan menabung.
Porsi pendapatan tambahan yang mereka gunakan untuk konsumsi dikenal sebagai marginal propensity to consumption (MPC). Sedangkan, ekstra pendapatan yang dihabiskan untuk tabungan disebut marginal propensity to save (MPS). Nilai MPC plus MPS setara dengan 1, yakni total ektra pendapatan mereka.
Keynes mendefinisikan pengganda konsumsi dengan rumus berikut:
Pengganda = 1 / (1 − MPC)
Karena MPC + MPS = 1, maka kita dapat menyusun ulang rumus di atas menjadi:
Pengganda = 1 / MPS
Anda dapat lihat. Efek pengganda akan lebih tinggi ketika MPC tinggi. Dengan kata lain, efek konsumsi terhadap perekonomian akan semakin besar ketika rumah tangga menghabiskan sebagian besar penghasilan tambahan untuk konsumsi. Tingginya konsumsi pada gilirannya merangsang bisnis untuk meningkatkan produksi.
Sebagai catatan anda, di dunia nyata, rumus pengganda lebih kompleks. Rumah tangga memiliki lebih banyak pilihan daripada sekadar konsumsi atau tabungan. Misalnya, mereka harus membayar pajak, mengurangi uang untuk konsumsi dan tabungan. Selain itu, alih-alih membeli produk domestik, mereka lebih memilih produk impor. Keduanya mengurangi efek pengganda.