Contents
Economic growth atau pertumbuhan ekonomi mengacu pada peningkatan output di suatu perekonomian dari waktu ke waktu. Ini bisa jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, pertumbuhan mewakili peningkatan dalam output riil, biasanya dilihat dari perubahan PDB riil. Sedangkan, dalam jangka panjang, pertumbuhan mewakili peningkatan output potensial yang dapat dihasilkan oleh sebuah perekonomian.
Mengapa pertumbuhan ekonomi penting?
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator ekonomi yang paling banyak dikutip. Ketika perekonomian tumbuh, jumlah barang dan jasa semakin banyak. Hasilnya, kita dapat mengakses ke beragam barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, melalui pertumbuhan ekonomi, standar hidup kita menjadi lebih baik.
Ketika ekonomi tumbuh, lebih banyak bisnis menghasilkan keuntungan. Investor di pasar saham menjadi lebih optimis tentang harga saham mereka. Kepercayaan bisnis meningkat, mendorong mereka menciptakan lebih banyak pekerjaan dan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Ini menghasilkan penurunan tingkat pengangguran.
Rumah tangga menjadi lebih optimis tentang pekerjaan dan pendapatan mereka. Hasilnya, mereka dapat mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa.
Pertumbuhan jangka pendek dan jangka panjang
Data pertumbuhan ekonomi yang seringkali Anda lihat dalam berbagai website atau surat kabar pada dasarnya adalah pertumbuhan jangka pendek. Data pertumbuhan jangka pendek lebih mudah dihitung dibandingkan dengan pertumbuhan jangka panjang.
Perubahan PDB riil (atau PDB harga konstan) mewakili pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Ketika PDB riil tumbuh secara positif, ini berarti ekonomi sedang berekspansi dan sebaliknya, pertumbuhan negatif berarti ekonomi berkontraksi. Penurunan pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut menandakan sebuah resesi.
Sementara itu, peningkatan output potensial merepresentasikan pertumbuhan sebuah perekonomian dalam jangka panjang. Output potensial (atau kadang disebut dengan istilah kapasitas produksi) adalah jumlah maksimum dari produksi barang dan jasa. Peningkatan kapasitas produksi berarti perekonomian tersebut dapat menghasilkan lebih banyak output.
Dalam makroekonomi, PDB potensial mewakili output potensial dalam sebuah perekonomian. Peningkatan PDB potensial menunjukkan bahwa ekonomi dapat meningkatkan produksi tanpa mempengaruhi tingkat harga. Kapasitas produktif suatu ekonomi meningkat ketika pasokan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal meningkat. Selain itu, faktor kualitas sumber daya manusia dan teknologi juga penting dalam meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi.
Mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek
Secara tradisional, ada dua statistik untuk mengukur produksi barang dan jasa dalam sebuah perekonomian, yakni:
PNB mengukur nilai pasar dari produksi barang dan jasa oleh warga negara, terlepas dari lokasinya, apakah berada di dalam negeri atau di luar negeri. Sedangkan, PDB mengukur nilai pasar dari produksi barang dan jasa di pasar domestik, terlepas dari siapa yang memproduksinya, apakan oleh asing ataukah domestik. Namun, dari dua statistik tersebut, lembaga statistik di berbagai negara lebih banyak menggunakan PDB daripada PNB.
PDB nominal vs PDB riil
Ada dua jenis laporan PDB: PDB nominal dan PDB riil. Perhitungan PDB nominal menggunakan harga berlaku, sedangkan PDB riil menggunakan harga dasar.
Ketika PDB nominal berubah dari waktu ke waktu, itu dapat berasal dari perubahan output, harga barang dan jasa, atau kombinasi keduanya. Dengan kata lain, faktor inflasi mempengaruhi perubahan PDB nominal.
Sementara itu, perubahan dalam PDB riil mewakili perubahan kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan. Oleh karena itu, karena pertumbuhan ekonomi mewakili peningkatan kuantitas output dari barang dan jasa, maka PDB riil lebih relevan kita gunakan daripadai PDB nominal.
Rumus
Untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi, kita membandingkan perubahan persentase dalam PDB riil dari tahun ke tahun atau dari kuartal ke kuartal, tergantung pada jenis data yang dilaporkan oleh lembaga statistik.
Tingkat pertumbuhan ekonomi = [(PDB Riilt / PDB Riilt-1) -1] x 100%
Tingkat pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif ataupun negatif. Pertumbuhan positif berarti peningkatan produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Ini kita namakan dengan ekspansi ekonomi. Sedangkan, pertumbuhan negatif berarti penurunan produksi barang dan jasa. Itu kita sebut sebagai kontraksi ekonomi.
Ketika ekonomi berekspansi, permintaan konsumen dan bisnis meningkat. Tekanan kompetitif juga cenderung turun seiring dengan tingginya permintaan. Bisnis mempekerjakan lebih banyak pekerja untuk meningkatkan produksi dan menghasilkan lebih banyak keuntungan. Untuk sektor rumah tangga, ini adalah periode di mana prospek pendapatan mereka lebih cerah.
Sebaliknya, ketika ekonomi berkontraksi, permintaan barang dan jasa menurun. Bisnis mulai mengurangi produksi dan mulai merasionalisasi sejumlah biaya operasi. Jika permintaan turun lebih jauh, mereka mungkin memberhentikan pekerja. Oleh karena itu, selama periode ini, tingkat pengangguran tinggi. Selain itu, karena permintaan yang rendah, tekanan inflasi cenderung memudar.
Pertumbuhan PDB per kapita riil
Para ekonom sering menggunakan indikator PDB riil per kapita untuk mengamati dampak pertumbuhan ekonomi terhadap kesejahteraan populasi di suatu negara. PDB riil per kapita dihitung dengan membagi PDB riil dengan total populasi. Ini adalah indikator utama standar hidup di suatu negara.
Ketika PDB riil per kapita tumbuh secara berkelanjutan dari waktu ke waktu, bahkan dengan persentase yang kecil, itu dapat memiliki efek besar pada standar hidup penduduk suatu negara. Meskipun pertumbuhan yang cepat mungkin lebih disukai, pertumbuhan tersebut tidak selalu berkelanjutan karena biasanya disertai dengan inflasi yang tinggi yang mana mengurangi daya beli rumah tangga. Juga, pertumbuhan tinggi dalam PDB riil per kapita dikaitkan dengan kerusakan lingkungan dan konsumsi rendah (tabungan tinggi).
Penentu utama pertumbuhan ekonomi
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Untuk memilah faktornya, mari sekali lagi, kita bedakan antara pertumbuhan dalam jangka pendek dengan jangka panjang.
Pertumbuhan dalam jangka pendek
Pertumbuhan ekonomi jangka pendek tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi ekuilibrium makroekonomi jangka pendek (PDB riil). PDB riil akan bergeser seiring dengan perubahan permintaan agregat dan penawaran agregat jangka pendek.
Perubahan keduanya akan menyebabkan ekuilibrium jangka pendek bergerak di sekitar output potensial (atau PDB potensial). Pergerakan PDB riil di sekitar output potensial (apakah lebih besar ataukah lebih kecil) membentuk apa yang kita sebut sebagai siklus bisnis. Sementara itu, kesenjangan antara PDB riil terhadap output potensial dinamakan dengan kesenjangan output (output gap).
Peningkatan permintaan agregat
Permintaan agregat akan bergeser ke kanan akan menstimulus perekonomian untuk memproduksi lebih banyak dan memanfaatkan kapasitas produksinya. Ini ibarat, ketika permintaan barang dan jasa meningkat, banyak perusahaan akan menaikkan produksi mereka.
Permintaan agregat akan bergeser ke kanan ketika:
- Kekayaan rumah tangga meningkat. Semakin kaya rumah tangga, semakin besar uang yang mereka belanjakan. Ini dikenal sebagai efek kekayaan.
- Kepercayaan konsumen membaik. Ketika konsumen optimis dengan pendapatan dan pekerjaan masa depan mereka, konsumen mereka akan cenderung meningkat.
- Kepercayaan bisnis meningkat. Ketika bisnis merasa yakin tentang keuntungan di masa depan, investasi atas barang modal akan cenderung meningkat.
- Kebijakan fiskal ekspansif. Pemerintah dapat menurunkan pajak atau meningkatkan belanja konsumen untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi. Misalnya, penurunan pajak akan meningkatkan pendapatan disposabel rumah tangga, sehingga mendorong konsumsi barang dan jasa.
- Kebijakan moneter ekspansif. Otoritas moneter atau bank sentral dapat menempuh berbagai kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Diantaranya adalah dengan menurunkan suku bunga kebijakan, operasi pasar terbuka dengan membeli surat berharga pemerintah, dan menurunkan cadangan wajib.
- Depresiasi nilai tukar. Depresiasi membuat harga barang domestik menjadi lebih murah bagi orang asing. Ini akan membuat barang domestik lebih kompetitif di pasar internasional. Hasilnya, permintaan terhadap barang-barang domestik (ekspor) akan meningkat.
- Pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi global yang kuat akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang domestik, sehingga meningkatkan ekspor domestik.
Peningkatan penawaran agregat jangka pendek
Ketika penawaran jangka pendek bergeser ke kanan, produksi barang dan jasa akan meningkat. Pada umumnya, penawaran jangka pendek akan meningkat ketika biaya produksi semakin rendah. Selain itu, penawaran agregat jangka pendek akan meningkat ketika faktor produksi bertambah dan semakin berkualitas (Ini adalah faktor yang mempengaruhi penawaran jangka panjang).
Berikut ini adalah rincian faktor yang meningkatkan penawaran agregat jangka pendek:
- Upah nominal yang rendah. Upah biasanya mencakup sebagian besar dari biaya produksi. Ketika upah rendah, biaya produksi juga rendah dan menghasilkan peningkatan penawaran agregat jangka pendek.
- Harga bahan baku lebih murah. Sama seperti upah, harga bahan baku yang lebih rendah menurunkan biaya produksi dan sebagai hasilnya, meningkatkan penawaran agregat jangka pendek.
- Pajak bisnis lebih rendah. Ketika pemerintah menurunkan pajak bagi bisnis, itu menurunkan biaya produksi dan mendorong penawaran agregat jangka pendek
- Subsidi bisnis. Subsidi yang lebih tinggi mengurangi biaya produksi yang menghasilkan peningkatan penawaran agregat jangka pendek.
- Kuantitas faktor produksi meningkat dan kualitasnya meningkat. Ketika kuantitas faktor produksi meningkat, perekonomian dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa. Sementara itu, peningkatan kualitas faktor produksi (teknologi lebih maju, misalnya), membuat produktivitas lebih tinggi sehingga mampu menghasilkan lebih banyak output.
Pertumbuhan dalam jangka panjang
Pertumbuhan jangka panjang merepresentasikan peningkatan kapasitas produksi dalam perekonomian. Ketika kapasitas produksi meningkat, perekonomian dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa (output potensial, diukur dari PDB potensial).
Sumber pertumbuhan ekonomi jangka panjang terkait erat dengan kuantitas dan kualitas pasokan faktor produksi di suatu negara. Dalam arti, kapasitas produksi perekonomian meningkat ketika pasokan faktor produksi bertambah dan kualitasnya meningkat. Selain faktor produksi, penentu-penentu yang mempengaruhi penawaran dan permintaan agregat jangka pendek di atas tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan jangka panjang.
Dalam makroekonomi, pertumbuhan jangka panjang dimodelkan sebagai fungsi dari:
- Sumber daya alam
- Tenaga kerja (modal manusia)
- Modal fisik
- Teknologi
Kuantitas dan kualitas tenaga kerja
Salah satu cara untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang adalah menumbuhkan angkatan kerja. Ketika ada lebih banyak pekerja, perekonomian dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa ekonomis. Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah tenaga kerja termasuk pertumbuhan populasi, tingkat partisipasi angkatan kerja, dan imigrasi bersih.
Selain itu, kualitas tenaga kerja juga penting. Pekerja yang terampil dan berpendidikan kemungkinan besar akan lebih produktif, artinya menghasilkan lebih banyak output dengan input yang diberikan. Mereka juga lebih baik dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Kita biasanya menyebut kualitas tenaga kerja sebagai modal manusia, yang mewakili akumulasi pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pekerja dari pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.
Modal fisik
Produktivitas tenaga kerja dan PDB potensial meningkat seiring dengan persediaan modal yang lebih besar. Seperti yang ditunjukkan dalam model pertumbuhan Solow, output per pekerja meningkat ketika rasio modal-tenaga kerja naik. Oleh karena itu, peningkatan tingkat investasi dalam modal fisik dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Sebagai contoh, ketika membeli mesin pintal, produsen dapat menghasilkan benang jauh lebih banyak dibandingkan dengan hanya dilakukan secara manual. Begitu juga, ketika perusahaan mengganti mesin ketik ke komputer, karyawan dapat menulis lebih banyak artikel daripada sebelumnya.
Teknologi
Kemajuan teknologi memungkinkan perekonomian menjadi lebih produktif. Dalam arti, meski faktor produksi seperti modal dan tenaga kerja tetap, teknologi yang lebih maju memungkinkan untuk menghasilkan lebih banyak output menggunakan jumlah input yang sama. Dengan demikian, kemajuan teknologi akan mengarah ke pertumbuhan jangka panjang yang lebih tinggi.
Sumber daya alam
Bahan baku seperti minyak dan tanah, merupakan input penting untuk produksi, karenanya negara-negara dengan sumber daya produktif dalam jumlah besar dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sumber daya ini dapat diperbarui atau tidak dapat diperbarui. Negara-negara dengan sumber daya alam yang besar dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.
Bacaan selanjutnya
- Tingkat Inflasi: Cara Menghitung, Jenis, Efek Kebijakan Ekonomi
- Tingkat Pengangguran: Konsep, Formula, Jenis, Penyebab, dan Efek
- Neraca Pembayaran: Definisi, Rumus, Komponen, Pentingnya
- Pertumbuhan Ekonomi: Faktor, Pentingnya, Dampak, Cara Mengukurnya
- Distribusi Pendapatan: Cara Mengukur dan Mengatasi Ketimpangan
- Apa 5 Sasaran Makroekonomi?
- Kemungkinan Konflik Antara Tujuan Makroekonomi
- Pembangunan Ekonomi: Definisi, Tujuan, dan Tahapan
- Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi: Perbedaan dan Hubungan Mereka